REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat dan Korea Selatan sepakat menangguhkan latihan militer untuk Agustus, demikian para pejabat Korsel dan AS, Senin (18/6). Hal ini menyusul janji Presiden Donald Trump mengakhiri "permainan perang" setelah bertemu pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pekan lalu.
"Korsel dan AS telah setuju untuk menunda semua kegiatan perencanaan mengenai latihan militer Freedom Guardian yang dijadwalkan Agustus," menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Korsel.
Pernyataan Pentagon mengonfirmasi penangguhan tersebut dan menambahkan bahwa akan ada pertemuan antara menteri pertahanan dan menteri luar negeri serta penasihat keamanan nasional Trump mengenai masalah tersebut di minggu ini. "Kami masih mengoordinasikan tindakan tambahan. Tidak ada keputusan mengenai permainan perang berikutnya yang telah dibuat," kata juru bicara Pentagon, Dana White.
Tahun lalu, 17.500 tentara Amerika dan lebih dari 50.000 pasukan Korsel berpartisipasi dalam latihan Ulchi Freedom Guardian. Meskipun latihan ini kebanyakan difokuskan pada simulasi komputer ketimbang latihan lapangan langsung yang menggunakan senjata, tank atau pesawat terbang.
Kalender latihan AS-Korsel mencapai titik tertinggi setiap musim semi dengan pelatihan Foal Eagle dan Max Thunder, yang keduanya selesai pada bulan lalu. Keputusan untuk menghentikan latihan militer di Korsel telah membingungkan banyak pejabat pertahanan AS saat ini dan mantan pejabat, yang hanya mempelajari tentang hal itu ketika Trump membuat pernyataannya.