REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gempa bumi kembali mengguncang Sumatra Barat, Jumat (22/6) sore setelah sejumlah gempa juga sempat dirasakan pekan lalu. Gempa berkekuatan 4,3 Skala Richter (SR) yang berpusat di 70 kilo meter (km) barat daya Kabupaten Pesisir Selatan ini dirasakan terutama oleh warga yang beraktivitas di gedung bertingkat.
Ilan (33 tahun) misalnya, mengaku merasakan getaran gempa dari ruangan kerjanya di lantai dua. Meski begitu, sebagian besar warga Kota Padang tidak merasakan gempa yang terjadi pukul 15.19 WIB dan tetap beraktivitas seperti biasa.
"Sedikit tadi, pas saya di lantai dua," kata Ilan, Jumat (22/6).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang mencatat, pusat gempa berada sekitar 70 km Barat Daya Pesisir Selatan pada kedalaman laut 10 km di titik 2.21 LS dan 100.60 BT.
Kepala BMKG Padang Panjang, Rahmat Triyono mengatakan, getaran gempa memang terasa oleh sebagian kecil warga Kota Padang. Namun, dari hasil analisis peta tingkat guncangan (shake map), gempa tersebut hanya menimbulkan guncangan lemah pada skala intensitas I SIG BMKG (II MMI) yang dirasakan di Padang.
"Tidak berpotensi tsunami. Sampai kini, belum ada laporan kerusakan," kata Rahmat Triyono.
Dari analisis, lanjut Rahmat Triyono, gempa bumi di Barat Daya Pesisir Selatan ini berjenis tektonik hiposenter dangkal. Hal itu disebabkan aktivitas sesar dasar laut. Catatan BMKG, gempa bumi jenis ini, pernah terjadi 2 Juni 2016 lalu dengan kekuatan 6,5 SR. "Waktu itu, guncangan yang dirasakan memang kuat. Getaran terjadi di Painan, Muko-muko, Padang hingga Pekanbaru," katanya.
Sumatra Barat memang terletak di zona dengan potensi gempa bumi yang cukup tinggi. BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Serta, tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.