Senin 25 Jun 2018 13:01 WIB

Impor Melonjak, Defisit Neraca Dagang Makin Melebar

Secara akumulatif defisit perdagangan Januari-Mei mencapai 2,85 miliar dolar AS.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Teguh Firmansyah
Neraca Perdagangan Januari Defisit. Truk membawa peti kemas dari Pelabuhan New Priok Kalibaru, Jakarta, Ahad (18/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Neraca Perdagangan Januari Defisit. Truk membawa peti kemas dari Pelabuhan New Priok Kalibaru, Jakarta, Ahad (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar 1,52 miliar dolar AS pada Mei 2018. Defisit kembali terjadi setelah April 2018 juga terjadi defisit sebesar 1,63 miliar dolar AS. Secara kumulatif dari Januari hingga Mei 2018, defisit neraca dagang semakin melebar menjadi 2,83 miliar dolar AS.

"Pertumbuhan ekspor sebetulnya bagus tapi pertumbuhan impornya jauh lebih tinggi," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (25/6). 

Impor pada Mei 2018 mencapai 17,64 miliar dolar AS. Suhariyanto menyebut, terjadi kenaikan impor sebesar 9,17 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara jika dibandingkan Mei 2017 terjadi peningkatan 28,12 persen.

Impor migas menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 20,95 persen (month to month/mtm) menjadi 2,81 miliar dolar AS. Sementara, impor nonmigas naik 7,19 persen (mtm) menjadi 14,89 miliar dolar AS.

Menurut penggunaan barang, impor barang konsumsi melonjak akibat kebutuhan Ramadhan. Suhariyanto merinci, impor barang konsumsi Mei 2018 adalah sebesar 1,73 miliar dolar AS. Nilai impor itu mengalami peningkatan 14,48 persen (mtm) dan 34,01 persen (yoy).

Kendati demikian, porsi konsumsi dari total impor hanya sebesar 9,79 persen.
Sementara itu, impor bahan baku atau penolong yang memiliki porsi sebesar 74,3 persen dari total impor mencapai 13,11 miliar dolar AS pada Mei 2018. Angka itu meningkat 9,02 persen (mtm) dan 24,5 persen (yoy).

Impor barang modal mencapai 2,81 miliar dolar AS pada Mei 2018. Angka itu naik 6,63 persen (mtm) dan 43,4 persen (yoy). Sementara, nilai ekspor Mei 2018 mencapai 16,12 miliar dolar AS atau meningkat 10,9 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan Mei 2017, terjadi peningkatan ekspor sebesar 12,47 persen.

"Mudah-mudahan bulan depan dan ke depannya bisa surplus karena untuk pertumbuhan ekonomi kuartal kedua sangat bergantung pada neto ekspor," kata Suhariyanto. 

Sebelumnya, ekonom Asian Development Bank (ADB) Insitute Eric Sugandi memperkirakan neraca perdagangan Indonesia akan kembali mengalami defisit sebesar 611 juta dolar AS pada Mei 2018. Angka itu lebih kecil dari defisit pada April 2018 yang sebesar 1,62 miliar dolar AS.

"Total ekspor Indonesia diperkirakan naik 5 persen (year on year/yoy) dan total impor naik 13,8 persen (yoy). Total neraca dagang terjadi defisit sebesar 611 juta dolar AS," kata Eric ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (25/6).

Ia menjelaskan, impor Mei 2018 meningkat akibat impor barang konsumsi untuk kebutuhan selama Ramadhan. Sementara, ekspor mengalami kenaikan terutama didorong kenaikan harga minyak dunia namun tidak sebesar kenaikan impor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement