Rabu 27 Jun 2018 00:35 WIB

Ibadah Mesti Berimplikasi Sosial

Puasa melahirkan manusia baru yang kembali fitrah dengan karakter sebagai muttaqin.

Suasana halal bihalal yang diadakan oleh kampus IPB Bogor.
Foto: Dok IPB
Suasana halal bihalal yang diadakan oleh kampus IPB Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar halal bihalal pada  awal masuk kerja, Kamis (21/6) di Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Dramaga. Rektor IPB, Dr  Arif Satria dalam sambutannya menyampaikan ucapan Selamat Idul Fitri 1439 H untuk seluruh warga IPB.

Lebih lanjut Rektor IPB menyampaikan, “Hari Raya Idul Fitri senantiasa menjadi momen kemenangan dalam melawan hawa nafsu, sekaligus melahirkan kita menjadi manusia baru, manusia fitri. Manusia yang sudah kembali kepada fitrah. Dengan karakter yang baru sebagai muttaqin, yaitu manusia yang jujur dalam imannya, yang orietasinyanya semata-mata untuk meraih ridha Allah.”

Ia menambahkan,  seiring perkembangan zaman, dimana semua orang semakin disibukkan dengan berbagai urusan siang dan malam, serta terkoneksi melalui jaringan (dunia virtual) maka jalinan silaturahim di era masa kini menjadi salah satu hal yang perlu senantiasa dijaga dan dirawat.

Rektor menyampaikan Rasulullah SAW telah sejak lama menjanjikan bahwa siapapun yang berusaha sekuat tenaga, untuk menjaga dan memelihara hubungan silaturahimnya, dengan siapa saja, Insya Allah ia akan memperoleh pertambahan dan keberkahan usia, pertambahan dan keberkahan rezeki, serta dicintai oleh Allah SWT.

“Marilah di hari fitri ini kita renungkan kembali sabda Rasulullah SAW bahwa ada tiga sifat yang menjadi ciri kebesaran umat Islam. Pertama, hubungan tali persaudaraan dengan setiap orang termasuk orang yang membenci kamu. Kedua, tolonglah orang lain termasuk orang yang tidak pernah menolong kamu. Ketiga, maafkan orang lain walaupun kamu teraniaya dan terzalimi,” ujar Arif Satria dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (26/6).

Lebih lanjut rektor menguraikan, Ramadhan telah menumbuhkan sejumlah karakter yang diperlukan untuk transformasi sosial yakni kejujuran, kedisiplinan, kepedulian, keikhlasan, kerendahan hati, dan kesabaran. “Jadi ibadah mesti memiliki implikasi sosial, dan tidak semata berdimensi individual. Artinya kita selalu dituntut agar hasil ibadah tersebut memiliki makna dalam proses perubahan sosial,” kata Arif.

photo
Ketua MUI, KH Ma'ruf Amin memberikan tausiyah dalam rangka halal bihalal yang diadakan oleh IPB.


Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH  Ma’ruf Amin dalam tausiyahnya menekankan  pentingnya membangun ukhuwah Islamiyah, juga ukhuwah insaniah. Ia menjelaskan,  minal aidin yaitu orang yang kembali ke fitrah, bersih asalnya, anak lahir fitrah  bersih tidak punya dosa.

“Kita di Indonesia punya kreativitas sendiri. Halal bihalal khas Indonesia. Apa yang kita lakukan untuk menyambung silaturahim. Rahim saudara satu kandung, kenapa kita silaturahim? Umat Islam dianggap satu kandung. Sesama mukmin satu saudara walau berbeda rahimnya. Silaturahim, dianggap menyambung sebagai saudara," tuturnya.

Persaudaraan umat Islam, perumpamaan antara mukmin yang satu dan yang lain adalah dalam saling mencintai, mawaddah, wa rahmah, ibarat tubuh yang satu. Kalau salah salah satu anggota tubuh sakit, yang lain sakit. "Maka itu solidaritas harus tinggi dalam bermawadah, rahmah, mencintai saudara kita seperti mencintai kita sendiri,” papar Ma’ruf Amin.

Acara ini dimeriahkan oleh penampilan apik Paduan Suara Agria Melodia IPB, Paduan Suara Agrianita IPB, Seni Degung Agrianita Fahutan IPB dan yang tak kalah menarik adalah tampilnya Rektor IPB membawakan dua lagu yaitu ‘Kepada-Mu Aku Pasrah’ dan ‘Syair Kehidupan’.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement