Ahad 08 Jul 2018 10:22 WIB

Luhut: Pengolahan Sampah yang Baik Datangkan Generasi Baik

Masalah sampah plastik jadi perhatian pemerintah.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan
Foto: RepublikaTV/Intan Pratiwi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Maritim Luhut B Pandjaitan mengatakan, pengolahan sampah yang baik, bisa mendatangkan generasi yang berkualitas.

“Kami tadi membicarakan penanganan masalah manajemen sampah plastik, kami melihat hal ini adalah hal yang sangat serius karena berkaitan dengan kualitas Sumber Daya Manusia. Bank Dunia punya program sangat bagus, Bu Sri Mulyani sudah menggelontorkan dana yang cukup banyak dan kita perlu peran Bank Dunia untuk mengawasi," ujar Luhut usai melakukan diskusi round table  dengan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, Sabtu (7/7).

Acara diskusi tersebut juga diikuti oleh  Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono, dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo.

Kepada media, Menko Luhut mengatakan bahwa masalah sampah plastik dan perbaikan kualitas generasi muda juga menjadi fokus perhatian pemerintah.

“Selama ini Pemerintah tidak hanya fokus pada infrastruktur, tetapi masalah sampah dan stunting pun kami perhatikan. Kami akan minta pemerintah daerah, kabupaten, dan kota juga melakukan hal yang sama, mungkin bisa kita terapkan sistem reward and punishment" ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut Presiden Kim menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah Indonesia yang telah bekerja keras dan terintegrasi.

“Untuk program stunting saya terkesan dengan kerja yang dilakukan pemerintah Indonesia, sekitar 37 persen anak Indonesia mengalami stunting. Seperti yang dikatakan Pak Luhut semua harus dilakukan dengan terintegrasi. Jika anak-anak Indonesia mengalami stunting maka mereka tidak bisa berpartisipasi dalam pembangunan dan menikmati pembangunan ini," ujar Presiden Kim.

Ia mengatakan ada kesalahpahaman di masyarakat tentang Bank Dunia, selama ini Bank Dunia menurutnya, bekerja untuk mengurangi angka kemiskinan tapi juga bekerja untuk mengurangi ketimpangan dan ketidaksetaraan, jadi Bank Dunia bekerja untuk memberi rasa keadilan bagi masyarakat.

“Seperti misalnya, sebelum datang ke Indonesia saya baru saja mengunjungi Bangladesh bertemu dengan para pengungsi Rohingya, sebelumnya Bank Dunia belum pernah mengalokasikan dana untuk pengungsi tetapi pada masa Ibu Sri Mulyani kami juga bisa menyalurkan dana untuk pengungsi," jelasnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement