Kamis 12 Jul 2018 08:54 WIB

Cina Peringatkan akan Balas AS

Cina akan menyampaikan protes ke WTO.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Teguh Firmansyah
Perang dagang AS dengan Cina
Foto: republika
Perang dagang AS dengan Cina

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Amerika Serikat (AS) sudah menyiapkan putaran tarif baru untuk barang-barang Cina. Tarif baru tersebut mencapai 200 miliar dolar AS dan ini akan semakin memanaskan perang dagang antara kedua negara tersebut.

Otoritas Cina menganggap AS sama saja sudah melakukan gertakan. Beijing memperingatkan akan membalas langkah AS tersebut.  Meskipun begitu, Kementerian Perdagangan Cina belum menyebutkan secara detil bagaimana pembalasan yang dilakukan terhadap AS.

Sebelumnya, AS juga sudah merilis daftar barang-barang tambahan Cina yang terkena 10 persen tarif. Barang-barang tersebut seperti makanan laut, buah, sayuran, benang, wol, jaket hujan, dan sarung tangan baseball.

Kementerian perdagangan Cina dilaporkan tak menyangka dengan langkah AS. Cina menegaskan akan menyampaikan protesnya ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Dalam sebuah pernyataan tertulis, Kementerian Perdagangan Cina memastikan sepenuhnya tidak menerima apa yang dilakukan AS.

Baca juga, Dunia Khawatir Perang Dagang antara Cina dan AS.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Cina menilai ancaman yang dilakukan AS sudah menggambarkan adanya perselisihan. Kementerian Luar Negeri Cina menyebut tindakan AS sebagai pertarungan antara unilateralisme dan multilateralisme.

Padahal, beberapa kelompok bisnis AS dan anggota parlemen dari Partai Republik Presiden Donald Trump yang mendukung perdagangan bebas mengkritik tarif yang ditingkatkan tersebut.

Ketua Komite Keuangan Senat AS Orrin Hatch bahkan menilai langkah AS tampak sembrono dan bukan pendekatan yang tepat. Begitu juga dengan Ketua DPR Republik AS Paul Ryan yang menganggap Cina sudah melakukan praktik perdagangan tidak adil masih menganggap kenaikan tarif tersebut bukan cara yang sesuai.

Di sisi lain, Kamar Dagang AS saat ini sudah mendukung pemotongan pajak domestik dan upaya mengurangi regulasi dalam dunia usaha. Meskipun begitu, Kamar Dagang AS tidak mendukung kebijakan tarif agresif yang dilakukan Trump.

"Memaksakan pajak untuk produk senilai 200 miliar dolar AS akan menaikkan biaya barang sehari-hari bagi keluarga Amerika," kata juru bicara Kamar Dagang AS. Rahayu Subekti

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement