REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Euforia kemenangan kini sedang terjadi untuk pelari junior Indonesia, Lalu Muhammad Zohri. Usai menjadi juara dunia 100 meter U-20 di Finlandia beberapa waktu lalu, berbagai pihak banyak memberikan apresiasi dari mulai pemberian bonus uang, hadiah rumah, paket umrah, dan lain-lain.
Namun demikian, semua itu diharapkan tidak akan mengganggu Zohri untuk terus meraih prestasi tinggi. "Euforia jangan mengganggu Zohri, ia masih muda, mental, psikologi, dan kebutuhan lainnya harus kita penuhi, agar bisa tampil maksimal ke depannya," ujar Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Erick Thohir kepada media, Jumat (13/7).
Sebagai ketua KOI, Erick juga tidak membebani Zohri dengan target tinggi di Asian Games 2018 nanti. "Di Asian Games nanti, lawannya berbeda dengan yang di Finlandia. Lawan di Asian Games pelari senior top Asia yang catatan waktunya sudah tembus di bawah 10 detik," jelas dia.
Erick Thohir
Secara keseluruhan, Erick memberikan apresiasi kepada cabang olahraga (cabor) yang memberikan prioritas kepada atlet muda untuk bertanding di ajang international. "Saya apresiasi untuk kesempatan yang diberikan cabor kepada atlet muda, termasuk Zohri. Kalau tidak ada regenerasi olahraga pasti akan menurun."
Meskipun tidak membebani target tinggi, namun Erick berharap kepada Zohri di Asian Games nanti. "Mudah-mudahan Zohri tanding maksimal," katanya.
Sementara itu, pemerhati olahraga Joko Pekik ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (13/7), menyatakan bangga dan menyampaikan apresiasi luar biasa pada Zohri. Ia meminta Zohri agar dijaga karena merupakan aset yang potensial.
Joko yang mantan pejabat di kemenpora ini mengungkapkan, perhatian dan pemberitaan dari masyarakat hal yang bagus, namun jangan berlebihan karena dikhawatirkan mengganggu stabilitas emosi si atlet.
"Usia junior psikologisnya masih labil, sehingga harus kita jaga agar benar-benar matang pada saatnya. Apalagi dalam persiapan Asian Games saat ini ia berada pada fase prakompetisi sehingga sasaran latihan adalah training to win," jelasnya.
Senada dengan ketua KOI, Joko Pekik juga meminta Zohri di Asian Games nanti jangan terlalu dibebani. "Untuk prestasi di Asian Games sebaiknya Zohri jangan dibebani target terlalu tinggi, misalnya dengan ekspektasi mampu merebut medali emas."
Joko Pekik menjelaskan setelah mencetak prestasi puncak peluang atlet biasanya akan menurun. Tahapan latihan pada umumnya setelah tercapai peak performance (juara dalam 1 event) akan diikuti fase decline atau penurunan. Artinya, lanjut dia, jika pelatih dalam membuat perencanaan latihan peakingnya diletakkan pada kejuaraan dunia yang lalu, maka fase berikutnya adalah penurunan prestasi sehingga di Asian Games tidak akan sebagus kejuaraan dunia lalu.
"Mudah-mudahan pelatih meletakkan peaknya pada Asian Games Agustus nanti, sehingga nanti akan berprestasi lebih bagus," kata Joko Pekik berharap.