REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah Bank Tabungan Negara (UUS BTN) telah menyalurkan pembiayaan Rp 19,88 triliun sampai Juni 2018. Angka itu naik 25,64 persen year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya Rp 15,82 triliun.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, kenaikan pembiayaan dibarengi pula dengan kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun BTN Syariah. "DPK tumbuh 24,7 persen yoy menjadi Rp 19,49 triliun, sebelumnya di periode sama 2017 hanya mencapai Rp 15,63 triliun," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (18/7).
Dengan pencapaian tersebut, kata dia, UUS yang berdiri sejak 14 Februari 2004 itu mencatat kenaikan laba bersih sebesar 15,02 persen yoy. Nilainya sebesar Rp 226,28 miliar.
Maryono menyebutkan, aset BTN terus bertambah. Pada semester I 2018, aset BTN naik 26,12 persen yoy dari Rp 19,33 triliun pada semester I 2017 menjadi Rp 24,38 triliun.
Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko menambahkan, sama seperti konvensional, bisnis BTN syariah pun masih tetap didorong oleh pembiayaan perumahan. "Karena memang BTN syariah ini mirroring dengan konvensional, porsi pembiayaan perumahan di BTN syariah juga di atas 75 persen," ujarnya pada kesempatan serupa.
Ke depannya, kata dia, UUS BTN ini tetap bakal fokus menyalurkan pembiayaan perumahan. "Karena kita kan bank yang fokus pada pembiayaan perumahan, BTN syariah ini sebagai windows bagi nasabah yang ingin bertransaksi secara syariah," tutur Iman.