Senin 23 Jul 2018 06:53 WIB

Merasa Didiskriminasi, Ozil Mundur dari Timnas

Ozil merasa seperti tidak diinginkan lagi berada di timnas

Mesut Ozil  menggocek  bola dibayangin pemain Austria David Alaba dalam pertandingan sepak bola persahabatan antara Austria dan Jerman di Klagenfurt, Austria Sabtu (2/6).
Foto: AP Photo / Ronald Zak
Mesut Ozil menggocek bola dibayangin pemain Austria David Alaba dalam pertandingan sepak bola persahabatan antara Austria dan Jerman di Klagenfurt, Austria Sabtu (2/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Mesut Ozil mengumumkan keputusannya meninggalkan tim nasional. Gelandang Jerman ini menyatakan tidak akan lagi membela Der Panzer setelah merasa mendapat diskriminasi yang tidak adil terkait keputusannya bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada bulan Mei silam.

Ozil (29) merupakan bagian dari skuat Jerman yang tersingkir di fase grup Piala Dunia di Rusia. Ia menjadi target kritik untuk penampilannya serta pertemuannya dengan Erdogan, yang dituding melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Pengatur serangan Arsenal itu memiliki darah Turki dan membela aksinya melalui pernyataan panjang. Ini adalah pertama kalinya Ozil membahas masalah ini di depan umum.

"Bagi saya, berfoto dengan Presiden Erdogan bukan mengenai politik atau pemilihan, ini mengenai saya menghormati institusi tertinggi negara keluarga saya," kata Ozil dalam pernyataannya di Twitter.

photo
Mesut Ozil dan Ilkay Gundogan bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

Ozil menjelaskan ia adalah pesepak bola profesional dan bukan politisi. Ia tidak memiliki keterkaitan atau dukungan terhadap situasi politik tertentu. Ia menegaskan pertemuannya dengan Erdogan bukan merupakan dukungan kebijakan apapun.

"Perlakuan yang saya terima dari DFB (Asosiasi Sepak Bola Jerman) dan banyak pihak lainnya membuat saya tidak lagi ingin mengenakan kaus tim nasional Jerman," tambah Ozil.

Ozil merasa seperti tidak diinginkan oleh timnas. Ia merasa apa yang telah lakukan untuk timnas sejak debut di tahun 2009 dilupakan begitu saja.

"Dengan berat hati dan setelah melakukan banyak pertimbangan karena kejadian-kejadian terkini, saya tidak akan lama lagi bermain untuk Jerman di level internasional karena saya memiliki perasaan rasisme dan tidak dihormati," tambahnya.

Ozil mengaku sudah tidak memiliki lagi perasaan bangga mengenakan seragam timnas. "Saya dulu mengenakan kaus timnas Jerman dengan perasaan bangga dan kegembiraan, namun sekarang tidak lagi," kata Ozil.

sumber : Antara/Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement