Selasa 24 Jul 2018 17:18 WIB

Pembudidaya Garam Karawang Nikmati Harga 'Manis'

Harga garam turun Rp 500 per kilogram dibandingkan pekan lalu tapi masih cukup bagus.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Friska Yolanda
Pembudidaya di Desa Pasir Jaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, sedang memanen garam, Selasa (24/7). Saat ini, harga garam terasa manis, sebab mencapai Rp 1.500 per kilogram.
Foto: Dok Istimewa
Pembudidaya di Desa Pasir Jaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, sedang memanen garam, Selasa (24/7). Saat ini, harga garam terasa manis, sebab mencapai Rp 1.500 per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sejumlah daerah di Kabupaten Karawang mulai melakukan panen garam. Petani garam pun menikmati harga yang cukup baik, yaitu Rp 1.500 per kilogram (kg).

Suparno (52 tahun) pembudidaya garam asal Desa Pasir Jaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, mengatakan, saat ini budidaya garam mulai terlihat hasilnya. Karena di sejumlah areal sudah memerlihatkan aktivitas panen seperti di areal tambak miliknya.

"Kami sudah panen sejak lima hari ke belakang. Garam yang terkumpul mencapai sudah lebih dari tiga ton," ujarnya, kepada Republika.co.id, Selasa (24/7).

Akan tetapi, seiring dengan memasuki masa panen, harga garam mengalami penurunan. Termasuk, saat ini harganya hanya Rp 1.500 per kg. Padahal, sebelum panen harganya mencapai Rp 2.500 per kg.

Baca juga, Petani Garam Nikmati Harga Tinggi

Meski mengalami penurunan, lanjut Suparno, harga saat ini terbilang masih sangat bagus. Karena, pada puncak panen harga garam akan terjun bebas.

Ketua Forum Komunikasi Kelompok Usaha Garam Rakyat (FK Kugar) Kabupaten Karawang, Aep Suhardi, membenarkan jika saat ini di sejumlah wilayah sudah ada yang panen garam. Hal itu terjadi di Desa Muara Baru Kecamatan Cilamaya Wetan, Desa Pasirjaya Kecamatan Cilamaya Kulon, serta Desa Ciparage Jaya di Kecamatan Tempuran.

"Totalnya ada 200 hektare tambak garam. Tahun ini, budidaya garam sesuai rencana tidak mengalami masalah," ujarnya.

Panen garam diperkirakan mencapai puncaknya pada Agustus hingga September. Petani langsung menjual garam tersebut saat harga masih bagus. Jika sudah memasuki puncak panen, sambungnya, ada kemungkinan sebagian garam ini akan disimpan di gudang. Sebab, terhitung tahun ini Karawang telah memiliki resi gudang untuk menyimpan garam. Dengan demikian, garam yang dipanen tidak 100 persen dijual melainkan sebagian akan disimpan buat stok ke depan.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement