REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY menggelar operasi pasar daging ayam di tiga pasar tradisional. Antara lain di Pasar Kranggan sebanyak 300 kilogram, Beringharjo sebanyak 500 kilogram, dan Demangan sebanyak 300 kilogram). Daging ayam itu dijual Rp 32 ribu per kilogram dan setiap pembeli dibatasi dua kg.
‘’Operasi pasar dibatasi hanya tiga jam dan yang terjual sekitar 60 persen karena belum banyak masyarakat yang tahu,’’ kata Kepala Seksi Pengadaan dan Penyaluran Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Wahyu Guntur Anggoro, Rabu (25/7).
Operasi pasar ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Pemda DIY, berkaitan dengan kondisi harga daging ayam saat ini cukup tinggi sekitar Rp 45 ribu - Rp 50 ribu per kg. "Walaupun secara umum belum bisa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Guntur.
Daging ayam yang digunakan untuk operasi pasar diperoleh dari produsen ayam potong di Sleman yakni PT Saliman. "Untuk operasi pasar ini kami menyubsidi dari CSR Kadin (Kamar Dagang Indonesia) DIY" ujarnya.
Untuk operasi pasar daging ayam hanya dibatasi sekitar tiga jam. "Penjualan tersebut, habis tidak habis selesai pukul 10.00 WIB setelah dimulai pukul 07.00 WIB. Karena dikemas dalam plastik yang bertahan dalam suhu ruangan sekitar 3-4 jam. Kami menjaga kualitas daging ayam tersebut agar benar-benar segar dan sehat. Daging ayam yang belum habis dikembalikan ke cool storage PT Saliman," jelasnya.
Guntur berharap segera ada kebijakan pusat yang terintegrasi dengan daerah agar kelangkaan daging ayam tidak berkepanjangan. Semua pihak diharapkan juga bisa melakukan tindakan sesuai dengan ketugasannya masing-masing.
Secara terpisah, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY Arofa Noor Indriani mengatakan produksi ayam potong di DIY per bulan 3.610 ton dan kebutuhan 1.984 ton. Sehingga ada surplus 1.626 ton.
Meskipun di DIY ada surplus daging ayam, tetapi diakui harga daging ayam saat ini mahal karena harga pakan ayam sebagian impor. Selain itu, harga DOC (kutuk umur satu hari) juga naik dan banyaknya hajatan.
"Hasil evaluasi operasi tadi pagi, operasi pasar daging ayam dihentikan karena masyarakat tidak bisa menyerap stok semua, hanya 60 persen saja. Selanjutnya para produsen maupun distributor besar diharapkan bisa menurunkan harga jualnya. Namun kalau masyrakat menginginkan kami siap melakukan operasi pasar lagi," ujarnya.