REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Minangkabau mengingatkan masyarakat Sumatra Barat terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan angin kencang disertai petir. Berdasarkan perkiraan BMKG, selama tiga hari sejak 28 hingga 30 Juli 2018 nanti terdapat sirkulasi siklonik di perairan barat Sumbar untuk level 925/850 milibar (mb, satuan tekanan udara).
Kondisi ini berkonvergensi memanjang dari Laut Cina Selatan, dengan belokan angin ada di Sumatra bagian Utara, Sumbar, Selatan Karimata, Kalimantan bagian Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku dan Perairan Utara Papua.
Kondisi ini membuat Sumatra Barat menjadi salah satu wilayah paling terdampak. Diperkirakan, hujan lebat disertai angin kencang dan kilat akan melanda wilayah Sumbar pada 28 dan 29 Juli 2018. Sementara pada 30 Juli 2018, diperkirakan hujan lebat masih melanda namun tidak disertai angin kencang.
"Dari hasil pengamatan terakhir, kondisi hujan sedang-lebat disertai angin kencang dengan durasi singkat berpotensi terjadi pada malam-dini hari di daerah Kepulauan Mentawai, Padang Pariaman, Solok, Pesisir Selatan, dan Padang," ujar Yudha, Sabtu (28/7).
Dalam periode tiga hari ke depan, angin bisa berembus dengan kecepatan hingga 35 kilometer (km) per jam. BMKG meminta masyarakat waspada terhadap potensi bencana yang disebabkan derasnya hujan dan angin kencang, termasuk bencana banjir, tanah longsor, hingga gelombang laut yang masih tinggi.
Sebelumnya, sedikitnya 18 rumah milik warga Ulak Karang Utara, Kecamatan Padang Utara, Padang, Sumatera Barat (Sumbar), mengalami kerusakan karena dihantam gelombang pasang laut yang tinggi pada Kamis (26/7) pagi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang telah menyerahkan 100 karung berisi pasir untuk menghambat laju gelombang laut.