REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bank Indonesia dan perbankan menggelar kampanye Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) lewat kegiatan pekan penukaran kartu berlogo GPN di 17 titik di seluruh nusantara, termasuk di Surabaya, Ahad (29/7). Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Difi A Johansyah menyatakan, kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari peluncuran kartu GPN pada Mei 2018.
"Pekan GPN merupakan tindak lanjut acara peluncuran bersama kartu berlogo GPN di Jakarta pada 3 Mei 2018 yang lalu untuk mendorong masyarakat menggunakan kartu berlogo GPN," kata Difi di sela kegiatan pekan penukaran kartu berlogo GPN.
Sejumlah bank di Kota Surabaya berpartisipasi dalam penukaran kartu. Di antaranya Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, BCA, BPD Jatim, Bank Maspion, Bank Syariah Mandiri, Bank Permata, Bank CIMB Niaga, dan Bank Artha Graha.
Selain di lokasi tersebut, kata Difi, nasabah juga dapat menukarkan kartunya di seluruh outlet perbankan di wilayah Surabaya. "Untuk menukarkan kartu debetnya dengan kartu GPN, masyarakat cukup membawa dokumen berupa kartu identitas, kartu ATM/Debet, dan buku tabungan," ujar Difi.
Baca juga, 29 Bank di Sumbar Siap Ganti Kartu ATM Berlogo GPN
Difi mengatakan, Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan perbankan, akan memastikan kecukupan persediaan kartu ATM/Debet berlogo GPN untuk melayani permintaan penukaran kartu oleh masyarakat. Sehingga, diharapkan 30 persen nasabah perbankan (tabungan) di Jawa Timur telah memiliki kartu ATM berlogo GPN pada akhir Desember 2018.
Difi mengaku, sampai dengan Juli 2018, 11 bank yang mengikuti kampanye GPN telah menyiapkan sekitar 530 ribu kartu untuk didistribusikan ke nasabahnya di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Difi berharap, dengan adanya GPN masyarakat tidak perlu lagi memiliki banyak kartu untuk bertransaksi, dan infrastruktur pemrosesan pembayaran (EDC) dapat disebar lebih merata, dan tidak terpusat di kota-kota besar.
Difi meyakinkan, masyarakat tidak perlu kuahawtir mengenai keamanan data. Menurutnya, seluruh proses dilakukan di dalam negeri melalui jaringan domestik (ATM Bersama, Prima, Alto, dan Link).
"Bahkan masyarakat juga dapat menikmati biaya administrasi yang lebih murah karena seluruh pemrosesan dilakukan di domestik dan bank tidak dikenakan biaya lisensi logo," ujar Difi.