Jumat 03 Aug 2018 18:43 WIB

Global Qurban-ACT Dongkrak Ekonomi Para Peternak

LTM yang didirikan dan dibina Global Qurban - ACT memproduksi hewan kurban.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agung Sasongko
Program tebar kurban ACT di Somalia
Foto: dok ACT
Program tebar kurban ACT di Somalia

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Global Qurban - Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus berupaya menurunkan harga hewan kurban agar lebih banyak lagi masyarakat Muslim yang bisa melaksanakan ibadah kurban. Salah satu upaya Global Qurban - ACT menurunkan harga hewan kurban dengan mendirikan Lumbung Ternak Masyarakat (LTM) di sejumlah daerah.

LTM yang didirikan dan dibina Global Qurban - ACT memproduksi hewan kurban yang berkualitas dengan harga lebih murah. Selain itu, kehadiran LTM juga membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar. Salah satu contohnya LTM di Desa Cinta Bodas, Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya.

Ketua LTM Kabupaten Tasikmalaya, Rosman menyampaikan, LTM saat ini memelihara domba sebanyak 2.500 ekor. Di antaranya induk domba sebanyak 1.000 ekor, domba yang digemukan sebanyak 1.000 ekor dan anak domba sebanyak sekitar 500 ekor. Domba tersebut dipelihara di lahan seluas dua hektare. Lahan tersebut digunakan untuk kandang domba dan sisanya ditanami rumput.

"Salah satu tujuan LTM untuk membuka lapangan pekerjaan bagi para peternak di desa, LTM juga memberi kesempatan kepada masyarakat sekitar untuk menanam rumput," kata Rosman kepada Republika.co.id, Kamis (2/8).

Ia menerangkan, di sekitar kandang domba terdapat lahan seluas 14 hektar milik warga sekitar. Lahan tersebut dipakai warga untuk menanam rumput. Di sini warga diberi peluang untuk menanam rumput di kebun yang tidak produktif sehingga kebunnya bisa menjadi produktif. Kemudian rumputnya akan dijual oleh warga ke LTM untuk pakan ternak.

Rosman mengatakan, sekarang ada 32 orang yang mengelola LTM. Tugas mereka mengambil rumput, mengolah rumput, memelihara kandang domba dan dombanya. Mereka juga memberi makan domba secara rutin pada pagi dan sore hari. Mereka yang mengelola LTM digaji oleh Global Qurban - ACT setiap bulan.

"Mereka digaji per bulan, nominalnya Rp 1,7 juta per orang, kalau gaji sebesar itu kalau untuk di kampung sudah alhamdulillah," ujarnya.

Sebelumnya, Rosman menceritakan, orang-orang yang mengelola LTM hanya bekerja sebagai kuli panggul, tukang jahit, berdagang di kota dan pekerja serabutan. Sekarang ada LTM binaan Global Qurban - ACT, masyarakat menjadi punya lapangan pekerjaan dan penghasilan yang pasti.

Sekarang mereka setiap bulan digaji oleh Global Qurban - ACT karena ada program pengembang biakan domba yang terus berjalan sepanjang tahun. Kehadiran LTM dapat mendongkrak perekonomian warga sekitar. Di samping itu, program pengembang biakan akan membuat kualitas domba lebih baik dibanding membeli domba kemudian dibesarkan untuk dikurbankan saat Idul Adha.

Menurutnya, program pengembang biakan domba sudah berjalan sekitar tiga tahun. Kalau kehadiran LTM sudah ada sejak Global Qurban - ACT ada. Rosman mengungkapkan, memiliki cita-cita dan harapan agar di satu desa, LTM dapat memelihara 10.000 ekor domba atau kambing. Peternak yang mengelola LTM atau diberdayakan mencapai 100 orang.

"Ingin ditingkatkan lagi LTM-nya, sebab kami sangat bergembira dengan kehadiran LTM di kampung, LTM sudah bisa gerakan ekonomi masyarakat," ungkapnya.

Ia menjelaskan, biasanya LTM Kabupaten Tasikmalaya memotong domba untuk didistribusikan ke desa-desa di Kabupaten Garut, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis dan Pangandaran. Tentu daging kurban disalurkan ke masyarakat yang benar-benar berhak mendapatkan daging kurban. Sebab harus ada laporan sebelum pemotongan hewan kurban, saat pemotongan dan saat pendistribusian hewan kurban.

Pada tahun 2014 harga hewan kurban yang dijual Global Qurban-ACT Rp 1.975.000 per ekor. Tahun 2015 harganya Rp 1,8 juta per ekor, tahun 2016 dan 2017 harganya Rp 1.750.000 per ekor, dan tahun 2018 harganya menjadi Rp 1,7 juta per ekor. Meski harga terus turun, kualitas hewan kurban tetap terjaga. Global Qurban - ACT tahun ini menargetkan mendistribusikan puluhan ribu hewan kurban ke 50 negara

Sebelumnya, Presiden Global Qurban - ACT, Rini Maryani menginformasikan, untuk menekan biaya produksi hewan kurban, kuncinya adalah pengelolaan yang tepat dengan mengoptimalkan sumber daya lokal. Misalnya mengelola pakan ternak secara khusus menggunakan bahan-bahan bergizi yang mudah ditemukan di dekat LTM.

"LTM dibuat dalam formulasi yang pas untuk menghasilkan hewan sehat dengan biaya yang efisien, perawatan ternak standar, ternak diawasi ahli peternakan juga dokter hewan," kata Rini.

Dia menjelaskan, para peternak juga dibekali pengetahuan cara merawat hewan ternak dan manajemen waktunya. Cara seperti ini membuat angka kematian hewan ternak sangat rendah, bahkan nyaris tidak ada hewan ternak yang mati. Sehingga banyak biaya yang bisa dihemat, maka harga hewan kurban dapat terus ditekan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement