REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah pemilih muda di Pemilu 2019 mendatang memiliki jumlah cukup besar dari jumlah pemilih total. Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan 100 juta pemilih adalah pemilih milenial.
Menurut dia, banyaknya jumlah pemilih milenial menjadi salah satu pertimbangan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam memilih calon wakil presiden (cawapres)-nya. "Pak prabowo ini kan sudah menyampaikan, beliau senior, tentu sebagai senior butuh orang yang lebih muda untuk mendampingi, untuk berkomunikasi," kata Andre saat ditemui di Fatmawati, Ahad (5/8).
Andre menampik jika dikatakan Prabowo kurang bisa berkomunikasi dengan anak-anak muda, sebab banyak kader di Partai Gerindra yang merupakan orang-orang muda. Hanya saja ia menginginkan pendampingnya nanti bisa menberikan insentif elektoral kepada Prabowo untuk mewakili pemilih milenial.
Andre pun menyebut sejumlah tokoh muda berpotensial menjadi cawapres Prabowo, diantaranya Ketua Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan penceramah Ustaz Abdul Somad (UAS), Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
"Mas AHY punya potensi mengajak pemilih milenial mendukung Pak Prabowo kemudian Mas Anies juga punya potensi, lalu UAS juga punya potensi, lalu Salim Segaf meskipun sudah senior tapi dengan kemampuannya beliau juga mampu berkomunikasi dengan milenial dan juga tentu Bang Zulkifli Hasan meskipun sudah senior tapi dengan dandanan fashionnya dan juga cara komunikasinya dia juga mampu komunikasi dengan kaum milenial," jelasnya.
Andre menambahkan, selain memberikan insentif elektoral kepada Prabowo, pertimbangan lain Prabowo dalam memilih cawapres yaitu pilihannya bisa disepakati oleh seluruh mitra koalisi. Lalu memiliki kecocokan di antara mereka agar keduanya bisa bekerja sama satu sama lain.
"Itu tiga yang menjadi dasar selama ini Pak Prabowo memilih cawapresnya. Nah, bicara soal insentif elektoral itulah turunannya bagaimana dibutuhkan orang yang berkomunikasi dengan pemilih milenial," katanya.
Sebelumnya, Ketua Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan, gambaran penambahan elektoral suara kaum milenial kriterianya ada di AHY dan juga ibu-ibu lebih senang dengan tampilan sosok AHY. Klaim Ferdinand soal AHY yang mampu menambah elektoral Prabowo dari kalangan anak muda dan ibu-ibu didasarkan pada hasil lembaga survei.
Sebagian besar lembaga survei, kata Ferdinand menyebut AHY menjadi kandidat kuat Prabowo yang mampu menyeret kaum milenial yang jumlahnya besar di pemilu kali ini.
Sedangkan sosok AHY yang tinggi dan tegap, ia yakin menjadi daya tarik tersendiri bagi pemilih perempuan dan ibu-ibu untuk memilih Prabowo bila AHY menjadi cawapresnya. Dan AHY, menurut dia, juga dapat menarik pemilih dari kelompok intlektual muda yang secara kapasitas AHY memiliki kemampuan intelektual di atas rata-rata, karena pintar dan berprestasi.