Rabu 08 Aug 2018 03:43 WIB

Jerman Blokir Uang 400 Juta Dolar AS untuk Iran

Kebijakan bank sentral Jerman tersebut disambut baik Amerika.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Iran Hassan Rouhani
Foto: AP
Presiden Iran Hassan Rouhani

REPUBLIKA.CO.ID, HAMBURG -- Bank sentral Jerman memblokir pengiriman uang tunai 400 juta dolar AS untuk Iran. Aksi ini tampaknya menjadi kemenangan tambahan bagi Amerika Serikat (AS) pascapemberlakuan sanksi untuk Teheran mulai Selasa (7/8).

Padahal, Iran kini tengah mengalami mata uang yang terdepresiasi dan penurunan situasi ekonomi. Karena itu, Teheran membutuhkan mata uang tunai terutama menjelang sanksi yang lebih banyak diberlakukan AS pada November 2018 mendatang.

Uang 400 juta dolar AS kini sedang dipegang Bank Perdagangan Eropa-Iran (EIH), bank milik Iran yang berkantor di Hamburg, Jerman. Menurut Fox News, Duta Besar AS untuk Berlin adalah orang yang memimpin kampanye untuk membujuk pemerintah Jerman untuk menghentikan pengiriman uang.

"Kami berterimakasih kepada mitra Jerman kami yang menyadari kebutuhan untuk bertindak," kata Duta Besar AS untuk Jerman Richard Grenell, seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Rabu (8/8).

Aturan baru bank sentral Jerman yang menahan pengiriman uang ke Iran dijadwalkan efektif sejak 25 Agustus tahun ini. Kanselor Jerman Angela Merkel pernah berupaya mengirimkan 400 juta dolar ke rezim di Iran seiring dengan upaya Presiden AS Obama mengirimkan uang tunai 1,7 miliar dolar AS ke Teheran. Uang tersebut merupakan bagian dari uang tebusan bagi pelepasan sandera berkewarganegaraan Amerika yang ditahan ISIS di tahun 2016.

Presiden Trump memandang kebijakan pendahulunya tidak tepat. Amerika Serikat kini sudah menetapkan Iran sebagai negara sponsor aksi terorisme.

Presiden AS Donald Trump berjanji dan mengancam perusahaan yang melakukan bisnis dengan Iran akan akan dilarang berbisnis dengan negara adidaya tersebut. Larangan ini sudah banyak didengarkan perusahaan.

Mercedes-Benz contohnya, perusahaan ini telah mengumumkan pada Selasa bahwa pihaknya telah membekukan semua bisnis dengan Iran karena sanksi yang berlaku. Kemudian perusahaan Total juga mengatakan akan berhenti dari proyek gas South Pars jika tidak bisa mengamankan pembebasan dari sanksi AS. Sanksi AS memang menargetkan perdagangan logam, batu bara, perangkat lunak industri, dan sektor otomotif Iran.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement