Jumat 10 Aug 2018 07:39 WIB

Trump Ingin Bentuk Militer Luar Angkasa pada 2020

Kritikus memandang pembentukan Space Force hal yang tidak perlu.

Rep: Marniati/ Red: Ani Nursalikah
Presiden AS, Donald Trump
Foto: AP Photo/Markus Schreiber
Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Presiden Amerika Serikat  (AS) Donald Trump pada Kamis (9/8), mengumumkan rencana membuat "Angkatan Bersenjata Luar Angkasa" atau Space Force sebagai cabang keenam militer pada  2020.

Trump sedang memperjuangkan gagasan menciptakan layanan militer yang berfokus pada ruang angkasa dengan kedudukan yang sama dengan Angkatan Udara dan Angkatan Darat. Pembentukan Space Force menjadi seruan bagi para pendukung Trump di acara-acara politik.

Para pendukung Trump melakukan  penggalangan dana dengan memilih logo Space Force favorit mereka sebagai merchandise kampanye Trump mendatang. Mereka menawarkan enam pilihan.

Wakil Presiden AS Mike Pence, dalam sebuah pidato di Pentagon, menggambarkan Space Force sebagai ide yang sudah saatnya direalisasikan. "Amerika akan selalu mencari kedamaian di angkasa, seperti di bumi. Tapi sejarah membuktikan perdamaian hanya datang melalui kekuatan, dan di ranah luar angkasa, Angkatan Ruang Amerika Serikat akan menjadi kekuatan itu di tahun-tahun mendatang," kata Pence. Dia menambahkan  saat ini Kongres  harus bertindak mendirikan dan mendanai departemen terkait.

"Hidup Space Force!" tulis Trump di Twitter-nya.

Space Force akan bertanggung jawab atas berbagai kemampuan militer AS berbasis ruang yang penting. Ini mencakup segala sesuatu dari satelit yang memungkinkan Global Positioning System (GPS)  melacak peluncuran misil.

Tetapi para kritikus memandang pembentukan Space Force merupakan hal yang tidak perlu dan menghabiskan begitu banyak biaya. Ini akan menjadi proyek yang sia-sia dan hanya menghapus pekerjaan yang telah dilakukan secara efektif oleh layanan seperti Angkatan Udara.

Senator Demokrat Brian Schatz, yang berada di subkomite Pertahanan Alokasi, menyampaikan pandangan serupa. Ia mengatakan gagasan Space Force adalah sebagai ide bodoh. "Meskipun 'Space Force tidak akan terjadi, itu berbahaya karena memiliki seorang pemimpin yang tidak dapat menahan pembicaraannya dari ide-ide gila, " tulis Schatz di Twitter.

Senator Demokrat, Bill Nelson, mengatakan langkah seperti itu akan merusak Angkatan Udara. Sementara itu, Senator Bernie Sanders mengatakan melalui Twitter, sebaiknya pemerintah fokus dalam program kesehatan sebelum menghabiskan banyak uang untuk militerisasi luar angkasa.

Para pemimpin Pentagon, termasuk Menteri Pertahanan AS Jim Mattis, yang dulu menentang gagasan ini pada Kamis ternyata menawarkan dukungannya. Sebuah laporan Pentagon yang dirilis pada Kamis termasuk langkah sementara menuju terciptanya organisasi pendukung Space Force. Sebuah komando pejuang terpadu yang dikenal sebagai Komando Luar Angkasa AS akan dibentuk pada akhir 2018.

Terkait peran Angkatan Udara saat ini, laporan Pentagon merekomendasikan Komando Angkasa pada awalnya dipimpin oleh komandan Antariksa Angkatan Udara, yang akan memiliki jabatan ganda. Salah satu argumen yang mendukung tentang rencana Space Force atau Space Command adalah rival AS seperti Rusia dan Cina sudah semakin siap untuk menyerang kemampuan berbasis ruang AS dalam hal terjadi konflik.

"Ini menjadi medan perang yang diperebutkan dan kita harus beradaptasi dengan realitas itu," kata Mattis.

AS adalah anggota dari Perjanjian Luar Angkasa 1967, yang melarang penempatan senjata pemusnah massal di angkasa dan hanya memungkinkan penggunaan bulan dan benda-benda langit lainnya untuk tujuan damai. Mantan astronaut dan pensiunan Kapten Angkatan Laut AS Mark Kelly menyetujui pernyataan Pence terkait tentang ancaman di luar angkasa. Namun menurutnya, militer saat ini telah menangani hal itu.

"Ada ancaman di luar sana tetapi ditangani oleh Angkatan Udara AS hari ini. (Ini) tidak masuk akal untuk membangun seluruh tingkat birokrasi lainnya di Departemen Pertahanan yang sangat birokratis," kata Kelly kepada MSNBC.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement