REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pemerintah pusat telah mencairkan dana sebesar Rp 38 miliar untuk penanganan tanggap darurat bencana gempa bumi di Lombok dan sekitarnya. Jumlah korban meninggal akibat gempa terus bertambah.
"Sampai kemarin jumlahnya ada sekitar Rp 35 miliar untuk di Lombok yang paling banyak, kemudian ada beberapa ratus juta untuk di daerah lainnya, jadi secara total ada Rp 37 miliar hingga Rp 38 miliar yang diminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana," kata Menkeu usai Rapat Kabinet Terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (10/8).
Sri Mulyani menyebutkan, pencairan dana itu masih awal sekali yang difokuskan kepada dukungan penyediaan makanan, minuman dan lainnya termasuk pengobatan. Ia menyebutkan dengan kucuran dana itu, saat ini BNPB memiliki dana tunai atau kas untuk melakukan operasi yang bersifat darurat dan untuk mulai membantu masyarakat secara langsung.
"Sekarang fokusnya adalah membantu masyarakat supaya semangat untuk bangkit kembali, juga evakuasi korban yang belum ditemukan, sekaligus membuang puing puing akibat gempa, itu penting untuk mengembalikan semangat mereka," kata Sri Mulyani.
Ia menyebutkan saat ini pemerintah daerah juga sedang mengidentifikasi dan menginventarisasi jumlah rumah yang rusak. "Pokoknya sama tahapannya, diinventarisir dilihat dan diidentifikasi berapa rumah yang rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat," katanya.
Ia mengatakan pemerintah pusat akan menyediakan dana untuk membantu perbaikan rumah rumah tersebut. Sri Mulyani menegaskan pencairan dana tanggap darurat gempa Lombok Rp38 miliar baru tahap darurat awal.
"Itu kan baru emergency awal, jadi tinggal tunggu pengajuan BNPB saja," katanya.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah korban akibat gempa Lombok, NTB bertambah menjadi 321 jiwa. Semua korban meninggal sudah diverifikasi.
"Jumlah korban akibat gempa terus bergerak naik. Korban yang sebelumnya belum dilaporkan dan korban yang berhasil dievakuasi menambah jumlah korban," kata Sutopo melalui pesan tertulis, Jumat.
Sutopo mengatakan, jumlah korban terbanyak berasal dari Kabupaten Lombok Utara, yaitu mencapai 273 orang, kemudian Kabupaten Lombok Barat (26), Kabupaten Lombok Timur (11), Kota Mataram (tujuh), Kabupaten Lombok Tengah (dua) dan Kota Denpasar (dua). Jumlah pengungsi akibat gempa mencapai 270.168 orang yang tersebar di ribuan titik. Jumlah pengungsi juga diperkirakan terus bertambah karena belum semua terdata dengan baik.
"Di beberapa tempat dilaporkan masih terdapat pengungsi yang belum menerima bantuan terutama Kecamatan Gangga, Kayangan dan Pemenang yang berada di bukit-bukit dan desa terpencil," katanya.