Pengungsi korban gempa bumi menjemur sisa nasi di tempat pengungsian di Desa Kayangan, Kayangan, Lombok Utara, NTB, Sabtu (11/8). Nasi tersebut dijemur hingga kering kemudian diolah kembali untuk dikonsumsi. (FOTO : Zabur Karuru/Antara)
Pengungsi korban gempa bumi menjemur sisa nasi di tempat pengungsian di Desa Kayangan, Kayangan, Lombok Utara, NTB, Sabtu (11/8). Nasi tersebut dijemur hingga kering kemudian diolah kembali untuk dikonsumsi. (FOTO : Zabur Karuru/Antara)
Pengungsi korban gempa bumi menjemur sisa nasi di tempat pengungsian di Desa Kayangan, Kayangan, Lombok Utara, NTB, Sabtu (11/8). Nasi tersebut dijemur hingga kering kemudian diolah kembali untuk dikonsumsi. (FOTO : Zabur Karuru/Antara)
Pengungsi korban gempa bumi menjemur sisa nasi di tempat pengungsian di Desa Kayangan, Kayangan, Lombok Utara, NTB, Sabtu (11/8). Nasi tersebut dijemur hingga kering kemudian diolah kembali untuk dikonsumsi. (FOTO : Zabur Karuru/Antara)
Pengungsi korban gempa bumi menjemur sisa nasi di tempat pengungsian di Desa Kayangan, Kayangan, Lombok Utara, NTB, Sabtu (11/8). Nasi tersebut dijemur hingga kering kemudian diolah kembali untuk dikonsumsi. (FOTO : Zabur Karuru/Antara)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, KAYANGAN -- Pengungsi korban gempa Lombok menjemur nasi yang tidak habis dimakan di pengungsian Kayangan Lombok Utara, Sabtu (11/8). Nasi yang dijemur kering hingga menyerupai beras ini akan diolah kembali dan dikonsumsi. Belum diketahui penyebab utama mereka melakukan hal ini. Apakah karena kurangnya suplai makanan bantuan bagi mereka atau ada sebab lain.
Nasi yang dikeringkan untuk dikonsumsi (nasi aking) kembali selama ini diidentikkan dengan tingkat kemiskinan yang amat sangat. Nasi aking biasanya digunakan kembali untuk pakan ternak, dan tidak layak dikonsumsi manusia.
sumber : Antara
Advertisement