Selasa 14 Aug 2018 16:24 WIB

Lima Faktor Penyebab Turunnya Investasi Versi Indef

Realisasi investasi pada kuartal kedua 2018 sebesar Rp 176,3 triliun.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Petugas beraktivitas di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Maumere, Sikka, Maumere, Nusa Tenggara Timur, Senin (30/7). PT Pertamina (Persero) melakukan pengembangan TBBM Maumere yang merupakan salah satu dari 29 proyek strategis dengan total investasi mencapai Rp 20 Triliun
Foto: Putra M Akbar/Antra
Petugas beraktivitas di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Maumere, Sikka, Maumere, Nusa Tenggara Timur, Senin (30/7). PT Pertamina (Persero) melakukan pengembangan TBBM Maumere yang merupakan salah satu dari 29 proyek strategis dengan total investasi mencapai Rp 20 Triliun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho menilai, setidaknya ada lima faktor yang menyebabkan realisasi investasi pada kuartal kedua mengalami penurunan dibanding dengan kuartal pertama. Salah satu di antaranya adalah libur Lebaran selama 12 hari yang menghambat aliran investasi, terutama terkait pengurusan perizinan.

Faktor penting lainnya adalah kontestasi pemilihan presiden (pilpres) 2019 yang kian memanas. Banyak investor wait and see, menunggu apakah akan ada pergolakan di tahun politik ini.

"Proses produksi masih jalan, tapi ekspansinya ditahan. Penahanan bisa sampai 2019, ketika terpilih pimpinan baru, mereka baru ekspansi lagi," ucap Andry ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (14/8).

Penyebab ketiga, belum adanya perbaikan di sektor produksi, terutama di manufaktur, yang dapat meningkatkan investasi. Perbaikan tersebut di antaranya meliputi regulasi. Bulan lalu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian merilis Online Single Submission (OSS) untuk mempermudah proses investasi, tapi faktanya ada misinterpretasi.