Jumat 31 Jan 2025 11:34 WIB

BKPM: Realisasi Investasi 2024 Tembus Rp 1.714 Triliun

Investasi pada 2024 melampaui target presiden sebesar 103,9 persen.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Investasi (ilustrasi). Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang 2024 mencapai Rp 1.714,2 triliun.
Foto: www.freepik.com
Investasi (ilustrasi). Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang 2024 mencapai Rp 1.714,2 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang 2024 mencapai Rp 1.714,2 triliun atau tumbuh 20,8 persen dibandingkan realisasi investasi 2023 yang sebesar Rp 1.418,9 triliun. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyampaikan capaian tersebut melampaui target, 103,9 persen dari target presiden sebesar Rp 1.650 triliun.

"Kalau kita bicara target dari Bapak Presiden waktu itu yang Rp 1.650 triliun, itu sudah tercapai. Ini peningkatan yang cukup-cukup signifikan, karena biasanya peningkatannya itu 12-13 persen, ini meningkat 20,8 persen," ujar Rosan dalam konferensi pers capaian realisasi investasi kuartal IV 2024 di Jakarta, Jumat (31/1/2025).

Baca Juga

Rosan mengatakan pertumbuhan realisasi investasi 2024 juga berdampak signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja sebesar 2.456.130 orang atau naik dari 2023 yang sebanyak 1.823.543 orang. Rosan mencatat pertumbuhan serapan lapangan kerja sebesar 34,7 persen pada 2024 dibandingkan 2023.

"Angka yang menurut saya sangat baik dalam menggerakkan perekonomian Indonesia," sambung Rosan.

Rosan melanjutkan, realisasi investasi 2024 terdiri atas realisasi penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 900,2 triliun triliun atau setara 52,5 persen dari total realisasi investasi, dan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 814 triliun atau mencapai 47,5 persen. Rosan menyebut pertumbuhan realisasi investasi pada periode Januari-Desember 2024 sebesar 20,8 persen lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 17,5 persen.

"Perbedaan PMA dan PMDN itu hanya Rp 86 triliun. Ini juga menunjukkan hal yang positif karena kita berharap investasi yang masuk tidak hanya dari luar, tetapi dari dalam juga ikut meningkat untuk memberikan manfaat bagi bangsa," lanjut Rosan.

Rosan menyebut realisasi investasi sepanjang 2024 tersebar di lima sektor utama, yaitu industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; transportasi, gudang dan telekomunikasi; pertambangan; perumahan, kawasan industri dan perkantoran; serta jasa lainnya. Rosan mengatakan investasi 2024 tercatat lebih banyak di luar Pulau Jawa sebesar Rp 895,4 triliun atau 52,2 persen dari total realisasi investasi pada tahun lalu, sedangkan investasi di Pulau Jawa tercatat Rp 818,8 triliun atau 47,8 persen dari total realisasi investasi 2024.

"Investasi di luar Pulau Jawa tumbuh 22,5 persen dan Pulau Jawa meningkat 19 persen," sambung Rosan.

Rosan menyebut Jawa Barat menjadi lokasi investasi terbesar selama 2024 dengan Rp 251,1 triliun, diikuti DKI Jakarta dengan 241,9 triliun, Jawa Timur sebesar Rp 147,3 triliun, Sulawesi Tengah dengan 139,9 triliun, dan Banten sebesar Rp 105,6 triliun. Rosan menyampaikan investasi di Sulawesi Tengah paling banyak berasal dari sektor smelter atau industri logam dasar, barang logam, dan bukan mesin sebeser Rp 102,3 triliun, industri kimia dan farmasi dengan Rp 24,6 triliun, hingga pertambangan sebesar Rp 5,5 triliun.

"Itu juga berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi," ucap Rosan.

Terkait negara asal investasi, Rosan menyebut posisi Singapura tidak tergoyahkan sebagai negara dengan investasi terbesar di Indonesia. Rosan mengatakan realisasi investasi Singapura pada 2024 mencapai Rp 20,1 miliar dolar AS atau jauh lebih besar ketimbang Hong Kong dengan 8,2 miliar dolar AS, Cina sebesar 8,1 miliar dolar AS, Malaysia dengan 4,2 miliar dolar AS, dan Amerika Serikat dengan 3,7 miliar dolar AS.

"Singapura dalam 10 tahun terakhir ini konsisten nih nomor satu terus, tidak tergeser," kata Rosan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement