REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU – Pemerintah India memastikan banjir di negara bagian Kerala, India Selatan menewaskan 324 orang. Menteri Utama Kerala Pinarayi Vijayan mengatakan kejadian tersebut merupakan banjir terburuk selama 100 tahun terakhir.
“Kami menyaksikan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Kerala,” kata Vijayan dikutip dari BBC, Jumat (17/8).
Selain korban meninggal dunia, ia mengatakan lebih dari 223 ribu orang kini mengungsi di tenda darurat. Sebanyak 1.500 tenda darurat kini sudah didirikan di daerah tersebut untuk menampung para korban.
Banjir tersebut juga menutup akses jalan hingga bandara di negara bagian tersebut yang memungkinkan memunculkan gangguan besar. BBC melaporkan beberapa perkebunan lokal dibanjiri air dan membahayakan industri karet, teh, kopi dan rempah-rempah lokal.
Begitu juga dengan sekolah-sekolah di semua 14 distrik yang ada di negara bagian Kerala terpaksa ditutup. Tak hanya itu, beberapa distrik di negara bagian tersebt juga ditutup dan melarang wisatawan datang untuk alasan keamanan.
Musim hujan di India sudah dimulai sejak Juni 2018 dan mengakibatkan banjir hingga longsor. Hanya saja, jumlah korban tewas di negara bagian Kerala telah meningkat dalam 24 jam terakhir.
Pemerintah Kerala mengatakan banyak dari korban tewas karena tertimpa puing-puing longsor. Hujan yang diprediksi akan terus terjadi mengakibatkan bandara utama di Kerala ditutup hingga 26 Agustus 2018.
Saat ini, helikopter telah diterbangkan dan membawa korban mulai dari anak-anak hingga orangtua ke tempat aman. Selain itu, lebih dari 300 kapal juga terlibat dalam upaya penyelamatan.