REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Situasi di negara bagian paling selatan India, Kerala, bertambah parah, bahkan saat Perdana Menteri Narendra Modi berkemah di sana sejak Jumat malam (17/8). Ia dijadwalkan mengamati daerah yang porak-poranda melalui udara pada Sabtu (18/8).
Hampir seluruh negara bagian pantai tersebut telah terpengaruh, sementara peringatan siaga merah telah dikeluarkan di 13 dari seluruh 14 kabupaten. Banjir itu dilaporkan sebagai bencana paling parah dalam 100 tahun belakangan ini.
Besarnya kerusakan dapat diukur dari kenyataan bahwa sejauh ini korban resmi dilaporkan berjumlah 324. Jumlah kerugian pasti pada nyawa dan harta belum dipastikan. Lebih dari 230 ribu orang telah ditempatkan di 1.500 kamp bantuan, sekalipun lebih dari 100 ribumasih berada di daerah banjir, setelah kehilangan rumah.
Berbagai upaya dilancarkan oleh semua tiga pasukan pertahanan, Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara, untuk mengeluarkan warga dari daerah yang terpengaruh banjir. Komandan Selatan Angkatan Laut India (SNC) mengerahkan sebanyak 58 tima penyelam dan pertolongan dengan perahu khusus "Gemini" berada di banyak lokasi pada Jumat, hari kesembilan "Operasi Pertolongan".
Sebanyak 18 tim lagi dikerahkan ke berbagai lokasi untuk menambah tim pertolongan. Sejauh ini, lebih dari 3.000 orang telah diselamatkan oleh SNC, dan upaya yang terus dilancarkan untuk membawa orang yang jadi korban banjir ke tempat aman serta menyediakan pasokan bantuan dasar seperti makanan dan air.
Menurut sumber resmi, sedikitnya 37 tim, masing-masing, dengan satu perahu Gemini digelar di Kabupaten Ernakulam di berbagai tempat. Satu tim di Pulau Pizhala, satu dari Edapally dan tiga di Perumbavur. Daerah Paravur Utara menerima paling banyak tim yang dikerahkan, yaitu 16, sementara 12 tim berada di Aluva dan empat di Daerah Muvattupuzha
Di Kabupaten Thrissur, tim yang ditempatkan di Chalakkudy juga telah ditambah jadi sembilan, empat tim digelar di Chengannur, dan, masing-masing, satu tim di Ayroor dan Pollad. Satu tim ditempatkan di Kottayam.
Baca juga: India Antisipasi Penyakit Pascabanjir