REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) resmi membuka masa penawaran Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR004, Senin (20/8). Pemerintah menjual surat utang negara (SUN) tersebut kepada investor individu secara daring atau online (e-SBN).
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan peluncuran SBR004 merupakan kelanjutan dari SBR003 pada Mei 2018. Luky mengatakan pada intinya hal itu merupakan program pemerintah dalam rangka penpendalaman pasar keuangan.
"Jadi kita ingin perluas basis domestik khususnya ritel makanya kita memperbanyak penerbitan instrumen yang sifatnya ritel," kata Luky di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/8).
Dia menjelaskan pemerintah memiliki beberapa instrumen. Untuk yang ritel, kata dia, ada dalam bentuk konfensional dan sukuk. Inturumen yang berbasis konfensional, Luky menjelaskan terdiri dari Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan SBR. Sementara untuk sukuk, Luky menjelaskan ada sukuk ritel yang bisa diperdagangkan dan sukuk tabungan tidak bisa diperdagangkan.
Untuk itu, penerbitan SBR004 merupakan bagian dari pemenuhan target pembelian. "Karena sampai saat ini penerbitan instrumen dari SBR kita sudah mencapai 66 persen. Kita masih memiliki pekerjaan rumah lagi sampai akhir tahun, salah satunya dengan penerbitan SBR004," ungkap Luky.
Dia menambahkan, masa penawaran SBR004 akan berlangsung mulai 20 Agustus sampai 13 September 2018. Pada penerbitan surat utang tersebut, kupon yan ditawarkan pada tiga bulan pertama sebesar 8,05 persen pertahun dengan tenor dua tahun pada tiga bulan.
Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap tiga bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo. Sementara kupon sebesar 8,05 persen berlaku sebagai tingkat minimal yang tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.