REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Direktur Projek PT Jakarta Propertindo Iwan Takwin mengatakan telah ada rapat lanjutan mengenai pengajuan sertifikat laik operasi light rail transit (LRT) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Ia mengatakan, berdasarkan hasil rapat tersebut, Kemenhub telah menyetujui pemberian izin untuk LRT.
"Insya Allah minggu ini rekomendasinya terbit," ujar Iwan saat dihubungi, Selasa (21/8).
Menurut Iwan, draft surat izin tersebut telah disiapkan. Apabila surat tersebut telah terbit, Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan menerbitkan surat izin operasi. Ia memperkirakan surat tersebut akan dikeluarkan pekan depan.
Kendati demikian, LRT tak akan langsung dipakai untuk mengangkut penumpang. Saat ini, PT LRT Jakarta masih melalukan serangkaian uji coba hingga pertengahan September mendatang.
Para petugas menaiki kereta light rail transit (LRT) saat uji coba di Stasiun LRT Velodrome, Jakarta, Rabu (15/8).
Hasil uji coba ini akan direviu terlebih dahulu. Selain itu, PT LRT Jakarta masih harus melanjutkan tahap akhir penyelesaian stasiun dan depo. "Sambil menyelesaikan semua bagian finishing stasiun termasuk selesaikan depo," kata dia.
Pekan lalu, Republika mendapat kesempatan mengikuti salah satu uji coba yang dilakukan PT LRT Jakarta. Uji coba dilakukan secara internal dari Stasiun Velodrome menuju Stasiun Boulevard Utara.
Kereta mulai berjalan dari Stasiun Velodrome pukul 15.00 WIB dan tiba di Stasiun Boulevard Utara pukul 15.14 WIB. Pukul 15.16 WIB, kereta kembali berjalan dari Stasiun Boulevard dan tiba di Stasiun Velodrome pukul 15.28 WIB.
Petugas mengoperasikan kereta light rail transit (LRT) saat uji coba di Stasiun LRT Velodrome, Jakarta, Rabu (15/8).
Kereta berjalan dengan kecepatan 40 kilometer per jam. Pada saat sampai di stasiun dan melewati belokan, kereta melambat hingga kecepatan 25 kilometer per jam. Hal ini dilakukan berdasarkan saran dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk memastikan tidak terjadi hambatan berarti.
Pada saat operasi normal nantinya, kereta ditargetkan berjalan dari satu stasiun ke stasiun lain selama 1,5 menit. Waktu berhenti di setiap stasiun hanya 30 detik.
Untuk mengimbangi kecepatan LRT tersebut, beberapa bagian stasiun didesain untuk mendukung pergerakan penumpang lebih cepat. Salah satunya adalah penyediaan eskalator berstandar internasional, yang bergerak lebih cepat. Namun, baik kecepatan eskalator maupun waktu henti LRT di setiap stasiun masih akan disesuaikan dengan mempertimbangkan budaya masyarakat Jakarta.
Para petugas menaiki kereta light rail transit (LRT) saat uji coba di Stasiun LRT Velodrome, Jakarta, Rabu (15/8).
Fasilitas LRT mulai dibangun pada pertengahan 2016 dengan menghabiskan anggaran senilai Rp7,45 triliun secara keseluruhan. Jalur ini dibuat sepanjang 5,6 kilometer dari Stasiun Velodrome ke Stasiun Boulevard Utara.
Rute LRT Jakarta terdiri atas enam stasiun yaitu Stasiun Velodrome, Stasiun Equestrian, Stasiun Pulomas, Stasiun Boulevard Selatan, Stasiun Boulevard Utara, dan Stasiun Pegangsaan Dua. Rencananya PT LRT Jakarta akan mengoperasikan dua kereta yang terdiri dari delapan rangkaian (train set).
Satu rangkaian kereta LRT ditargetkan menampung 240 penumpang. Ketika sudah beroperasi normal, kereta ini ditargetkan mengangkut 800 ribu penumpang setiap hari.