Kamis 23 Aug 2018 15:52 WIB

Pertamina Sidak UKM yang Gunakan Elpiji Tiga Kilogram

Pertamina ingin memberi efek jera kepada pelaku UKM yang gunakan elpiji subsidi.

Salah satu pangkalan gas Elpiji 3 kg (ilustrasi).
Foto: Republika/Darmawan
Salah satu pangkalan gas Elpiji 3 kg (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- PT Pertamina (Persero) bekerja sama dengan Polres Klaten dan agen melakukan sidak elpiji ukuran tabung tiga kilogram (kg) di beberapa Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sidak dilakukan dalam rangka menertibkan, sesuai dengan imbauan dari Pemerintah elpiji hanya untuk masyarakt kurang mampu.

Senior Supervisor Communication and Relation PT Pertamina (Persero) MOR IV Muslim Dharmawan di sela sidak di Klaten, Kamis (23/8) mengimbau untuk UKM seharusnya tidak lagi menggunakan elpiji tiga kilogram. Oleh karena itu, melalui sidak tersebut pihaknya ingin memberikan efek jera kepada para pelaku UKM yang terbukti masih menggunakan elpiji subsidi.

"Paling tidak agar mereka malu dan akhirnya beralih ke elpiji non-subsidi," katanya.

Sales Eksekutif Elpiji Region IV Pertamina Adeka Sangtraga Hitapriya mengatakan bagi pelaku UKM yang masih menggunakan elpiji tiga kilogram akan diimbau untuk menggunakan elpiji non-subsidi. Dengan program penukaran dua tabung melon kosong ditambah uang sebesar Rp 65 ribu, masyarakat sudah berhak atas elpiji Bright Gas 5,5 kilogram isi.

Selain itu, pelaku UKM tersebut akan ditawari membuka outlet atau penjual Bright Gas dengan harga setara outlet sehingga lebih ringan. "Pada dasarnya untuk program ini hanya bersifat imbauan dan penawaran, tidak ada pemaksaan dari Pertamina," katanya.

Pantauan di lapangan, beberapa pelaku UKM yaitu pemilik tempat pemancingan dan rumah makan terlihat sudah menggunakan elpiji ukuran tabung 12 kilogram. Salah satu pelaku UKM Istiana mengatakan lebih memilih menggunakan elpiji ukuran tabung 12 kilogram karena proses memasak menjadi lebih optimal dan lebih mudah didapatkan dibandingkan elpiji tiga kilogram.

"Misalnya untuk menggoreng ikan juga ikannya cepat kering, saya dapatnya juga mudah. Untuk konsumsi di warung makan saya setiap minggunya 7-8 tabung," katanya.

Pemilik pemancingan lain Darmini mengatakan sudah memiliki 30 tabung elpiji ukuran 12 kilogram. Meski demikian, ia juga masih memiliki dua tabung elpiji melon. "Saya sempat mau ganti tapi dari agen katanya waktu itu belum ada. Karena darurat akhirnya saya ambil dua ini," katanya.

Meski demikian, dikatakannya, elpiji melon tersebut tidak digunakan untuk memasak pesanan pembeli karena tidak efektif. "Saya kan kalau masak pakai kompor besar, kalau pakai elpiji tiga kilogram tekanannya lemah," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement