JAKARTA -- Berikut ini penjelasan langsung Neno Warisman soal alasan dan kronologi sewaktu menggunakan mikropon di dalam pesasawat saat dia pulang dari Pekanbaru, Sabtu malam lalu (25/8). Neno kala itu pulang dengan maskapai Lion Air.
Begini penjelasannya:
Saya masuk ke pesawat dan setelah take off saya ke toilet karena telah menahan selama hampir 10 jam sejak dari jakarta jam 13.20 sampai jam 23 malam.
Saat saya mau masuk kamar mandi ada pria besar tinggi berwajah pintar mengajak bicara bahwa banyak penumpang terhalang krnnketerlamabatan pesawat.
Dia menyebut, di sebelah kursi saya ada pemuda yang mau ke Sorong dan terhambat dan banyak lagi penumpang lain yg tidak mengerti.
Lalu dia bertanya pada kapten atau co pilot(saya kurang paham membedakannya), tapi sedang di luar juga.
Lalu pilot menjawab sesuatu dan buat saya tidak pentinglah.
Karena saya tidak punya keinginan menerangkan apapun. Hanya mau ke toilet saja.
Keluar dari toilet saya dihampiri pilot atau co pilot?
Nah beliau mengatakan kalau ibu mau meminta maaf silahkan.
Lalu saya katakan," Saya nggak salah. Saya gak perlu minta maaf."
Lalu pria besar tinggi berwajah pintar itu mengatakan dan mendorong serta menguatkan lagi saya agar mau menjelaskan pada penumpang tentang apa yang terjadi. Kenapa datang terlambat.
Akhirnya saya pikir ya sudahlah. Kasihan juga mereka yang terhambat.
Lalu pilot (atau co pilot) tersebut mengambil mic pesawat, membuka kursi pramugari mempersilahkan saya duduk."Seperti pramugari kata saya sambil tersenyum
." Mereka pun tersenyum atas jawaban saya.
Lalu beliau pilot mengajari saya cara menggunakan mic yang tidak biasa.
Ada bagian yg harus ditekan sedemikian.
Lalu kayaknya (setelah itu,red) beliau masuk toilet. Dan ketika saya sedang menjelaskan, beliau keluar lalu nampak di video.
Saya kira yang harus lebih dipersoalkan adalah
yang membuat pesawat dan seluruh penumpang menunggu.
Demi Allah , ketika dipaksa dan dibohongi. Katanya aparat mau membawa saya ke hotel penginapan kami, lalu berbelok ke bandara dan saya protes.
Saat itu saya berpikir... Hebat sekali sebuah pesawat kosong akan digunakan untuk menerbangkan saya pulang. Saya pikir saya akan dibawa helikopter atau apa.
Makanya kaget sekali bahwa pesawat yang memulangkan saya adalah pesawat penumpang yang harusnya terbang jam 9.00 (malam,red) !!! Dan itu sudah jam 11 (malam red)!!
Makanya pria asing yang meminta saya menjelaskan itu.. jadinya bisa masuk akal saya. Tapi siapa pria besar itu ya??
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Penerbangan Indonesia (Inaca) Tengku Burhanuddin menilai mikrofon di dalam kabin pesawat (PAS) boleh digunakan atas seizin kapten pilot (pilot in command). Selain itu, mikrofon boleh dipakai asal tidak bersinggungan dengan politik serta mengancam keselamatan.
"Kalau sesuatu berakibat politik atau apa, itu tidak boleh, tetapi kalau seandainya tidak ada hubungan politisasi dan tidak mengancam keselamatan enggak apa-apa," kata Tengku usai pembukaan Indonesia Business & Charter Aviation Summit (IBCAS) 2018 di Jakarta, Rabu (29/8).
Pernyataan tersebut disampaikan menyusul adanya seorang tokoh, yaitu Neno Warisman yang menggunakan mikrofon dalam kabin pesawat untuk menjelaskan terkait keterlambatannya pada penerbangan Lion Air rute Pekanbaru-Jakarta dengan nomor penerbangan JT 297 pada Sabtu (25/8).
Menurut Tengku, meskipun menjelaskan perihal terkait keterlambatan, tetapi langkah Neno dalam menggunakan mikrofon dinilai menimbulkan kegelisahan penumpang. Sebab yang bersangkutan sendiri merupakan salah satu tokoh kontroversial.
"Itu sesuatu yang berakibat kurang baik ke depan tentu kurang bagus tapi kalau penerbangan haji, ada doa itu tidak ada masalah ada sesuatu kurang bagus itu tidak baik," katanya.
Sebetulnya, lanjut dia, penggunaan mikrofon dalam kabin pesawat diperbolehkan asalkan sudah mendapatkan izin dari kapten pilot. Namun perlu diperhatikan terlebih dahulu akibat yang ditimbulkan kepada masyarakat.
Pasalnya, penggunaan mikrofon oleh penunpang bukan terjadi saat ini saja. Salah satunya Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga menggunakan dalam penerbangan Kartini Flight serta penumpang yang melamar kekasihnya di dalam pesawat.
Namun, menurut Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Pramintohadi Sukarno, hal itu melanggar ketentuan.
"Penggunaan PAS oleh penumpang dalam penerbangan Lion Air JT 297 melanggar Internal SOP maskapai Lion Air merupakan tindakan yang salah. Pilot in Command maupun Cabin Crew serta penumpang telah melakukan kesalahan. Terhadap PIC dan Cabin Crew akan dilakukan tindakan tegas," jelas Praminto.
Humas Lion Air Group Danang Mandala Prihartoro mengatakan permintaan itu dikabulkan dan dizinkan oleh awak kabin yang bertugas di bagian depan.
Penumpang tersebut memanfaatkan peralatan PA dimaksud untuk berbicara dan komunikasikan hal-hal yang ingin disampaikan kepada penumpang lain.
"Pada saat penumpang tersebut berbicara waktu yang bersamaan ada penumpang lain yang mengambil gambar atas kejadian tersebut dan disebarluaskan setelah mendarat di Soekarno-Hatta sebagaimana gambar dan video yang beredar luas di masyarakat," katanya.
Danang mengatakan persetujuan dan atau pemberian izin kepada seseorang yang bukan awak pesawat dalam menggunakan peralatan di pesawat tidak boleh terjadi.
Persetujuan tersebut merupakan pelanggaran ketentuan pengoperasian pesawat perusahaan dan peraturan di Lion Air.
Pihak Lion sudah mengenakan sanksi kepada awak pesawat baik penerbang dan awak kabin yang memberikan izin penggunaan peralatan PA, berupa tidak boleh terbang atau grounded. "Kejadian tersebut juga telah kami laporkan ke Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan," katanya.