REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Toyota Motor Corp mengatakan pihaknya berencana menarik kembali sekitar 1,03 juta kendaraan, termasuk model Prius bensin-hibrid di Jepang, Amerika Utara, Eropa dan wilayah lainnya. Penarikan ini dilakukan setelah adanya penemuan masalah dengan kabel pada mesin yang dapat menimbulkan risiko kebakaran.
Setelah Kementerian Transportasi Jepang mengumumkan adanya penarikan di dalam negeri, Toyota menjelaskan bahwa pada kendaraan yang terkena dampak, kawat harness yang terhubung ke unit kontrol daya hibrida dapat bersentuhan dengan penutup pada titik sambungan. Jika debu menumpuk pada kabel harness atau penutup, insulasi pada kabel seiring waktu dapat berkurang karena getaran kendaraan. Hal ini dapat menyebabkan korsleting listrik, yang bisa menghasilkan panas dan menimbulkan risiko kebakaran, kata Toyota dilansir Reuters, Rabu (6/9).
Permasalahan ini terimbas pada kendaraan yang diproduksi di Jepang antara Juni 2015 dan Mei 2018. Kendaraan yang terdampak termasuk versi plug-in Prius dan SUV crossover kompak C-HR yang dijual di Jepang, Eropa, Australia dan negara lainnya.
"Kira-kira setengah dari penarikan akan terjadi di Jepang," kata juru bicara Toyota, Jean-Yves Jault.
Dia mengatakan hanya model Prius yang akan ditarik di Amerika Serikat. Terdapat sekitar 192.000 kendaraan terdampak masalah tersebut di AS.
Jault menambahkan masalah itu telah menyebabkan satu insiden korsleting di Jepang. Hal itu menyebabkan timbulnya asap dari kendaraan.