Kamis 06 Sep 2018 11:04 WIB

Trump Bantah Ingin Bunuh Assad

Ia menyebut buku Woodward sebagai fiksi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolanda
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membantah bahwa dia pernah memberi perintah untuk membunuh Presiden Suriah Bashar al-Assad. Komentarnya itu menanggapi informasi yang dituliskan jurnalis kondang AS Bob Woodward dalam bukunya, Fear: Trump in the White House

Trump mengatakan, dia tak pernah mendiskusikan tentang cara membunuh Assad. "Itu bahkan tidak pernah direnungkan, juga tidak akan direnungkan," ujarnya. 

Ia menyebut buku Woodward sebagai fiksi. Sebab, informasi dan keterangan yang disajikan dalam buku tersebut tak mencerminkan fakta sebenarnya. 

Dalam buku yang rencananya dirilis pada 11 September mendatang, Woodward menukil percakapan antara Trump dan Mattis. Gambaran percakapan itu ia dapatkan dari sumber-sumber di lingkungan internal Gedung Putih. Namun, Woodward memang tak mengungkap bagaimana dia mendapatkan informasinya.

Baca juga, Gedung Putih Bantah Kabar Trump Ingin Bunuh Assad

Berdasarkan pemaparan yang tertera di buku tersebut, tahun lalu, Trump memerintahkan Mattis untuk membunuh Assad. Perintah itu dikeluarkan setelah Suriah dituduh melancarkan serangan senjata kimia yang mengorbankan warga sipil pada April 2017.

Mattis pun mengatakan kepada Trump bahwa dia akan melaksanakan perintah tersebut. Namun, Mattis mengembangkan rencana serangan udara terbatas yang hasilnya tidak mengancam Assad sama sekali. Dalam buku itu ditulis, Mattis sempat mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa Trump bertindak seperti anak kelas lima atau enam sekolah dasar.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (4/9), Mattis menepis informasi yang diungkap buku Woodward. Ia mengatakan, kata-kata ejekan dan penghinaan terhadap Trump yang dilontarkannya dalam buku itu tak pernah terucap langsung dari mulutnya

Woodward adalah jurnalis kondang di AS. Pada 1970-an, ia berhasil mengungkap skandal Watergate yang menyeret presiden AS kala itu, Richard Nixon. Laporan investigasinya yang dipublikasikan di Washington Post akhirnya memaksa Nixon mundur dari jabatannya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement