REPUBLIKA.CO.ID, SAROLANGUN -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memulai penyaluran dana zakat untuk infrastruktur. Langkah pertama yang dilakukan dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Desa Lubuk Bangkar, Sarolangun, dan merevitalisasi tiga PLTMH di Desa Ngaol, Air Liki dan Air Liki Baru, Merangin, Jambi.
"Penyaluran dana zakat ini sesuai dengan asnaf fakir miskin dan fisabililah," kata Ketua Baznas Bambang Sudibyo, Kamis (6/9).
Baznas mengalokasikan 350 ribu dolar AS atau Rp 4,8 miliar, untuk membangun dan merevitalisasi PLTMH. Dana tersebut pun ditambah dana CSR dari Bank Jambi sebesar 281.357 dolar AS atau setara dengan Rp 3,76 miliar.
Pemenuhan akses listrik ini melihat dari data Kementerian ESDM pada Desember 2017, yang mengungkapkan rasio elektrifikasi di Jambi 91,40 persen. Angka tersebut masih berada di bawah rasio nasional 95,35 persen.
Dengan telah dibangunnya satu PLTMH dan revitalisasi tiga PLTMH baru yang bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB maka akan memberikan akses listrik pada 4.448 orang dari 803 rumah tangga. Listrik yang mengaliri banyak rumah tersebut akan menunjang ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat.
"Bisa terjadi pemberdayaan ekonomi masyarakat sesuai dengan potensi daerah masing-masing," ujar Bambang.
Pembangunan PLTMH dilaksanakan selama enam bulan dan telah dilakukan persiapan intensif selama tujuh bulan. Setelah PLTMH berjalan kemudian Baznas melanjutkan dengan melakukan program Zakat Community Development (ZCD).
Untuk Desa Lubuk Bangkar, Baznas kembangkan industri rumah tangga penggilingan kopi, pencacah sampah untuk pupuk, penetas telur, menjahit, produk kuliner tradisional, industri rumahan pengolah karet, dan sejenisnya. Nantinya ini akan menjadi penggerak ekonomi desa dengan adanya listrik yang sudah disalurkan.