Home >> >>
Hatta Tegaskan Pengiriman TKW Sebaiknya Dimoratorium
Ahad , 29 Jun 2014, 22:21 WIB
Antara
Tenaga Kerja Wanita (TKW)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut satu Hatta Rajasa menegaskn, pengiriman Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke luar negeri sebaiknya dimorataorium karena banyaknya persoalan yang menganggu harkat dan martabat bangsa.

"TKW sebaiknya moratorium karena banyaknya persoalan case dan legal case yang menganggu harkat dan martabat kita," kata Hatta Rajasa di Jakarta, Ahad (29/6) dalam Debat Cawapres bertema Pembangunan Sumber daya Manusia dan IPTEK.

Ia mengatakan, boleh-boleh saja Indonesia mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri sepanjang dibekali dengan skill bukan tenaga kerja murah dan kasar. Tenaga kerja tanpa skill yang dikirimkan ke luar negeri kata Hatta cenderung rentan dan mengganggu harkat martabat bangsa dalam banyak kasus yang terjadi.

Menurut dia, Indonesia harus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan program kewirausahaan dan pengembangan koperasi dan UKM. "Ini agar dapat meningkatkan employment tenaga kerja di Indonesia sehingga menjadi bangsa bermartabat terhormat tidak sekadar mengirim tenaga kerja rumah tangga," katanya.

Hatta juga berpendapat pentingnya pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan total faktor "productivity" sehingga masyarakat pada usia produktif masuk dalam elemen pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Debat cawapres putaran keempat diikuti oleh Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla sebagai cawapres dalam Pilpres 9 Juli 2014. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014 diikuti pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Redaktur : Joko Sadewo
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar