REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri pernah menyindir Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan sebutan anak hilang.
Sindiran itu nampaknya masih berbekas di hati Cak Imin. Dalam Rapat Kerja Nasional (rakernas) Partai Nasdem II di Hotel Mercure, Jakarta Utara, Selasa (27/5) Cak Imin membalas sindiran Megawati. Meski pernah disebut sebagai anak hilang, Cak Imin tidak ingin memberikan dukungan kosong dalam kerjasama mengusung Joko Widodo - Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
Kepada Megawati dia berjanji akan bekerja keras memberikan 12 juta suara untuk kemenangan Jokowi-JK. "Bu Mega yang saya cintai, anakmu yang hilang ini Insya Allah akan //all out// serahkan 12 juta suara," kata Cak Imin disambut tawa Megawati dan para hadirin rakernas.
Cak Imin bilang dirinya merasa malu kalau lama menjadi anak hilang, kemudian pulang tidak membawa apa-apa. Dia menyebut 12 juta suara yang akan diberikan PKB untuk pasangan Jokowi-JK sebagai oleh-oleh dari hasil pengelanaannya. "Kalau saya berkelana kemana-mana saya sebenarnya malu kalau pulang tidak membawa oleh-oleh kemenangan 12 juta," ujarnya.
Sebelumnya dalam deklarasi koalisi PDIP-Nasdem-PKB di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (14/5), Megawati mengaku kurang "sreg" jika memanggil Muhaimin Iskandar dengan sebutan "Pak Muhaimin". Menurutnya, panggilan "Pak Muhaimin" membuat kesan ada jarak di antara mereka.
"Kalau saya panggil Bapak Muhaimin, hilang persaudaraan," kata Megawati.
Diam-diam Megawati punya panggilan khusus untuk Muhaimin yaitu "Imin". Nama Imin, terang Megawati, berarti si anak yang hilang. Soal ini Megawati punya cerita sendiri. "Saya sebetulnya panggil Imin. Itu anak yang hilang. Kenapa?," ujar Megawati.
Suatu hari, katanya, bertemu muka dengan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Kepada Megawati Gus Dur berpesan agar Megawati menjaga dua orang keponakannya. "Mbak tolong ada dua ponakanku yang dirawat sama sampean," Megawati menirukan pesan Gus Dur.
Mendengar permintaan itu Megawati merasa heran. Dia bertanya balik kepada Gus Dur. "Lah Gus apa keponakannya itu masih kecil sehingga saya yang mesti rawat," tanya Megawati.
"Bukan anak kecil," kata Gus Dur.
"Lah lalu siapa," sahut Megawati.
"Itu Muhaimin dan Syaifullah (Gus Ipul)," jawab Gus Dur.
Jawaban Gus Dur makin membuat Megawati heran. Sebab menurutnya Muhaimin dan Gus Ipul sama-sama sudah dewasa dan bisa menjaga diri. Lantas kenapa ia yang mesti diberi beban menjaga Muhaimin dan Gus Ipul.
Gus Dur mengatakan bahwa Muhaimin dan Gus Ipul adalah tipikal orang yang menggebu-gebu dalam segala urusan. Kedua orang itu pun seringkali keliru dalam mengambil keputusan.
Barangkali Gus Dur merasa Megawati memiliki kesabaran dan ketelatenan dalam mendidik seseorang. "Dua orang itu senengnya menggebu-gebu tapi salah," kata Megawati yang langsung disambut tawa oleh Muhaimin dan sejumlah hadirin.