REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Seorang anak yatim di Depok telah ditolak masuk ke sekolah unggulan, karena pihak sekolah menduga keluarganya tidak akan mampu membayar pendidikannya. "Padahal mereka sudah kasih keputusan pada 20 (Desember 2011) diterima dan langsung mengukur baju. Tapi kemarin, pukul 14.00 WIB mereka kasih kabar dengan alasan bagaimana biayanya, sedangkan ayahnya tidak ada," kata Risnawati, ibu siswi yang ditolak itu, di Depok, Senin (9/1).
Siswi itu bernama Afrillya Anugerah. Pada Desember 2011 Arfillya didaftarkan ke Sekolah Islam Terpadu (SMPIT) Nururrahman. Ina, demikian sapaan Risnawati, menjelaskan, dirinya sengaja memindahkan putri pertamanya itu, menyusul meninggalnya ayah Afrillya, Eri Anugerah, November 2011. "Saya memindahkan karena jaraknya lebih dekat dibandingkan ke sekolah awal di Putra Bangsa," ujarnya.
Ina menyesalkan proses untuk diterima di sekolah unggulan itu ternyata dipersulit. Senin siang, Ina bersama putrinya mencoba mendatangi sekolah unggulan tersebut.
Kedatangannya untuk mengklarifikasi pembatalan yang disampaikan melalui telpon oleh pihak berwenang sekolah tersebut. "Tetapi, mereka mencoba mengelak," katanya.
Ia juga mengaku belum mengeluarkan uang. Soalnya, berdasarkan perjanjian, kata dia, pembayaran akan dilakukan pada saat awal masuk sekolah, pada Senin ini. "Kami menyesalkan mengapa memberikan kabarnya sudah mepet waktunya," ujar ibu tiga anak ini.