REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Universitas Diponegoro Semarang membangun Gedung Geofisika dan Pusat Penelitian Geothermal. Gedung tersebut nantinya akan menjadi tempat penelitian potensi panas bumi Indonesia.
Peletakan batu pertama pembangunan gedung dilaksanakan Senin (14/5) oleh pimpinan universitas dan fakultas. Dekan Fakultas MIPA Undip, Dr Muhammad Nur mengatakan, pembangunan tersebut akan rampung November 2012. "Pembangunan dimulai hari ini dan ditargetkan rampung November 2012," ujarnya.
Anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan tersebut mencapai Rp 7,2 milyar. Dana tersebut didapat dari bantuan Fuel Retail Marketing Region IV Jateng. Menurut Nur, gedung tersebut direncanakan dibangun diatas lahan seluas 2.105 meter peregi. "Pembangunan tersebut atas dukungan PT Pertamina," tuturnya.
Dengan adanya pusat geothermal, diharapkan dapat lebih menemukan potensi panas bumi Indonesia pada umumnya dan Jateng pada khususnya. Potensi tersebut sebagai upaya alternatif energi pengganti energi fosil yang semakin lama semakin menipis. Potensi panas bumi di Jateng, tambah Nur, terlihat di Kawasan Dataran Tinggi Dieng, Ungaran dan Wonosobo.
Rektor Undip Prof Sudharto menuturkan, penggunaan energi baru seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara baru digunakan sekitar lima persen. Sedangkan energi fosil mencapai 95 persen. "Pemerintah berkeinginan pada 2025 mendatang, penggunaan energi terbarukan dapat ditingkatkan dari lima persen menjadi 17 persen," tuturnya.