REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Setidaknya ada sekitar 5000an kursi kosong jalur undangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Sebab, dari 236.811 pendaftar jalur undangan sebanyak 4.928 siswa dinyatakan tidak lolos seleksi.
Pemerhati pendidikan Jawa Timur, Zainuddin Maliki mengungkapkan, panitia SNMPTN harus berhati-hati dengan kekosongan kuota tersebut. Sebab, kursi kosong tersebut dinilai sangat rawan untuk tindakan penyimpangan.
"Saya meminta, panitia SNMPTN berhati-hati dengan kosongnya 4.928 peserta yang gugur dalam seleksi. Karena ini rawan penyimpangan," katanya pada wartawan, Selasa (29/5).
Zainuddin menambahkan, seharusnya dengan jumlah pendaftar yang ada tidak perlu ada kursi kosong dalam seleksi jalur undangan ini. Anggota Dewan Pendidikan Jatim ini mengungkapkan ketidakpercayaannya dari jumlah pendaftar masih tidak ada yang memenuhi kualifikasi. Sebab, jika dibiarkan kosong, besar kemungkinan akan terjadi praktek jual beli kursi untuk Perguruan Tinggi Negeri.
Untuk itu, Zainuddin berharap 4.928 kursi kosong tersebut dibiarkan tetap kosong. Pasalnya tidak ada mekanisme seleksi jalur undangan tahap kedua. Jika ingin mengisi kursi kosong, tersebut, maka dapat dilakukan dengan seleksi SNMPTN secara tertulis. Dan menurut Zainuddin, hal itu dinilai lebih 'fair' untuk semua.
Sementara itu, Wakil Rektor I Universitas Airlangga (UNAIR), Surabaya, Achmad Syahrani mengungkapkan, jumlah kuota yang ditawarkan UNAIR sebanyak 1.885 kursi sudah terpenuhi. Syahrani juga mengatakan, jika ada kursi kosong dalam jalur undangan SNMPTN ini, pihaknya sangat sepakat jika diisi dengan SNMPTN jalur tes tertulis.
"Prosentase nasional, 20% jalur undangan dari 60% SNMPTN secara nasional. Sedangkan, untuk jalur mandiri, kuota di Unair 40% dari total pendaftar secara keseluruhan," kata dia.