Senin 05 Jul 2010 02:06 WIB

PTIS Akan Didorong Agar Sejajar dengan PTN

Rep: C06/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Dewan Penasehat Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BK PTIS) Jusuf Kalla mengatakan, mutu perguruan tinggi Islam swasta dinilai belum mampu bersaing dengan perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi non islam.

Menurut Jusuf Kalla, universitas negeri seperti Universitas Indonesia (UI) dan Gajah Mada (UGM) lebih maju, baik dalam kemahasiswaan dan bidang studinya. Jusuf Kalla meminta perguruan tinggi Islam swasta jangan hanya menjual label keislamian saja.

“Batas perbedaan keislamiannya sudah sangat tipis. Di UI dan UGM sudah banyak yang berjlbab dan pengajian tidak kalah dengan kampus non islam,” jelas Jusuf Kalla pekan lalu.

Jusuf Kalla menganjurkan perguruan tinggi islam swasta jika ingin bersaing secara universal dengan kampus lain, maka statusnya harus baik dan berbiaya murah. Selain itu harus ada keunikan sebagai nilai tambah.

Ketua BK PTIS masa bakti 2009-2014, Edy Suandi Hamid yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Jogjakarta sependapat dengan Jusuf Kalla. Menurutnya, mutu perguruan tinggi islam swasta masih sangat rendah, padahal posisi universitas Islam cukup strategis dalam mengembangkan mutu pendidikan di Indonesia.

Edy mengungkapkan berdasarkan survei Kemendiknas mengenai produktivitas pembuatan karya ilmiah seindonesia, perguruan tinggi Islam swasta yang produktif membuat karya ilmiah hanya mencapai 18 kampus. Dua masuk 20 besar perguruan tinggi seindonesia yakni Universitas Islam Indonesia (UII) pada posisi 12 dan Universitas Muhammadiyah Malang diposisi 16.

Sementara itu, dari 57 perguruan tinggi Indonesia yang masuk ke 8.000 universitas terbaik sedunia hanya ada delapan perguruan tinggi islam swasta yang masuk didalamnya. “Ini termasuk keprihatinan, sehingga yang mau masuk universitas Islam berkurang,” ungkap Edy

Oleh karena itu, untuk menghadapi persaingan dan peningkatan mutu, maka pihaknya akan melakukan pembinaan kepada kampus yang masih terbelakang mutunya. Subsidi silang dari kampus yang tinggi mutunya juga akan dilakukan. “Kami akan gelar workshop dan pembinaan secara merata,” tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement