REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang bakal menjadi satu- satunya sekaligus pemain pertama Digital Multimedia Broadcasting (DMB) atau sistem penyiaran bergerak bagi media pendidikan di tanah air. Pemanfaatan teknologi yang memungkinkan Unissula untuk melakukan pengembangan sekaligus membangun konten-konten pendidikan yang interaktif ini, akan diimplementasikan mulai tahun 2011 ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Unissula, Prof Dr Laode M Kamaluddin dalam sebuah jumpa pers program pengembangan dan pemanfaatan teknologi DBM, di Kampus Unissula, Kaligawe, Semarang, Kamis (27/1). Menurut Laode, latar belakang pengembangan teknologi ini diawali pada 2008 lalu, saat Unissula memberikan pandangan tentang program digitalisasi Indonesia di forum internasional Korea Selatan (Korsel) sebagai basis pengembangan teknologi DBM.
Hal ini ditindaklanjuti dengan 'Seminar and Workshop on Multimedia Broadcasting Research and Commercial Application' pada Maret tahun lalu serta perencanaan dan pengkajian mendalam tentang berbagai aspek maupun peruntukannya bagi alternatif media pendidikan. Untuk membangun berbagai infrastruktur pendukung pengembangan teknologi ini, Unissula telah mengalokasikan anggaran senilai 1 juta Dollar AS atau sekitar Rp 10 miliar.
"Yang meliputi infrastruktur studio, ruang transmitter dan server, ruang master control berikut peralatan dan perlengkapannya serta tower setinggi 105 meter yang dibangun di sisi timur kampus Unissula," papar Laode.
Ia juga mengungkapkan, teknologi yang mulai populer di negara-negara Eropa, India dan China itu akan bekerja pada pada sistem digital (level VHF) pada Band III 215. 072 MHz. Sehingga tak akan mempengaruhi sistem pemanfaatan frekuensi yang ada. Hingga saat ini, izin pemanfaatan frekuensi untuk stasiun T-DMB yang diajukan Unissula kepada Keminfo sudah beres. Bahkan Keminfo sangat mendukung program pengembangan teknologi bagi dunia pendidikan.
Seperti halnya pengembangan teknologi di negara asalanya, Korea, penggunaan teknologi –-yang akan dikenal dengan DBM Unissula ini-- dengan cara Terestrial atau yang lebih dikenal dengan nama T-DMB. Melalui teknologi yang hanya biasa diterima dengan alat penerima (receiver) khusus ini, proses pembelajaran secara digital akan dapat dilaksanakan dalam wilayah yang lebih luas.
Karena siaran teknologi ini akan mampu menjangkau wilayah radius 70 kilometer. Bahkan mampu menerima dalam kondisi bergerak hingga 200 kilometer per jam. "Artinya, kampus tempat belajar para mahasiswa Unissula akan semakin luas dan dapat dilakukan kapan dan di mana saja," tuturnya.
Kelebihan dari T-DMB, masih terang Laode, ada pada konvergensi dari berbagai penyiaran baik yang berupa radio, televisi dan internet dalam sebuah paket teknologi. Penyiaran digital ini nantinya akan mengambil segmen pengguna perangkat bergerak. Hal ini mengingat angka pertumbuhan di tanah air yang begitu pesat, seperti pengguna internet yang mencapai 57,8 juta orang dan telepon seluler yang mencapai 170 juta orang pada 2010.
Stasiun T-DMB Unissula, nantinya akan menjadi pendukung proses pendidikan serta media komplementer teknik pengajaran yang memungkinkan dosen dan mahasiswa melakukan proses belajar di mana dan kapan saja. Sehingga kian menyempurnakan konsep pengajaran jarak jauh yang sudah ada melalui riset- riset konten pendidikan. "Ke depan, konten T-DMB ini juga akan diarahkan untuk pelayanan publik sebagai bentuk pengabdian masyarakat bidang pendidikan, kesehatan serta UMKM," jelas Laode.
Terkait kesiapan Unissula dalam mengaplikasikan teknologi ini juga diakui Product Marketing Manager SM CNS Corporation, Kyu Seok Kwak, selaku vendor teknologi ini di Indonesia sekaligus penilai akhir kesiapan infrastruktur T-DMB. Menurutnya, apa yang dilakukan Unissula dalam mengaplikasikan teknologi tersebut terbilang bagus.
Bahkan kesiapan ini, diakui dia, jauh dari perkiraannya. Karena mampu menyiapkan infrastruktur dalam waktu yang tidak lama. "Ini merupakan potensi besar untuk mewujudkan aplikasi T-DMB bagi pengembangan dunia pendidikan di Unissula dan di Negara Indonesia pada umumnya," tandas Kyu Seok Kwak.