Jumat 22 Feb 2013 22:22 WIB

3 Ribu Mahasiswa UGM Ikuti KKN Keistimewaan DIY

Rep: Yulianingsih / Red: Djibril Muhammad
UGM
Foto: ugm.ac.id
UGM

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Untuk memperkuat keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) setelah disahkannya UU Keistimewaan, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta akan menggelar program kuliah kerja nyata (KKN) Keistimewaan bagi mahasiswanya. KKN Tematik ini akan resmi dilaksanakan pada 2013 ini. Sedikitnya 3 ribu mahasiswa UGM tingkat akhir akan mengikuti kegiatan ini.

Koordinator KKN Keistimewaan UGM, Gatot Murdjito mengatakan, KKN Keistimewaan merupakan ide Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. KKN Keistimewaan difokuskan untuk membantu pengentasan kemiskinan di wilayah DIY.

Sebab, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka kemiskinan di DIY tertinggi di Jawa. "Dari data itu pada akhir 2012 lalu, tingkat kemiskinan di wilayah DIY mencapai 15,88 persen," katanya menerangkan, di Jakarta, Jumat (22/2).

UGM sendiri, kata dia, akan bekerja sama dengan Bappeda DIY untuk memetakan wilayah-wilayah mana yang bisa digunakan untuk pelaksanaan program tersebut. UGM bersama Bappeda DIY juga membuat tema-tema program pengentasan kemiskinan berdasarkan kondisi wilayah tersebut.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM UGM, Irfan Dwidya Prijambada, mengatakan, setiap tahun UGM menerjunkan 6 ribu mahasiswa untuk mengikuti program KKN di seluruh Indonesia.

Pada tahun ini 50 persen dari jumlah tersebut akan diterjunkan untuk mengikuti KKN Keistimewaan itu. "Kita juga akan minta para dosen untuk melakukan penelitian di lokasi-lokasi KKN ini. Dengan begitu akan ada sinergi positif," katanya menerangkan.

KKN Keistimewaan ini akan diarahkan pada pemberdayaan sumber daya manusia dan bukan pembangunan fisik. Ditambahkan Gatot, 14 Perguruan Tinggi di DIY memiliki kerjasama program KKN setiap tahun.

Melalui kerja sama itu sedikitnya 23.500 mahasiswa setiap tahun diterjunkan ke pedesaan dan perkotaan untuk membantu pemberdayaan masyarakat di Indonesia. "Jika mereka diarahkan ke KKN Keistimewaan ini seprohnya saja maka dampaknya akan luar biasa," tegasnya. Melalui program ini diharapkan pengentasan kemiskinan di DIY akan lebih cepat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement