Selasa 26 Mar 2013 14:52 WIB

Tiga Dosen di Lampung Kembangkan Sistem Pendeteksi Plagiarisme

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Heri Ruslan
Plagiatisme
Plagiatisme

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pesatnya teknologi informasi membuat aksi plagiarisme karya tulis ilmiah dan pop semakin marak.

Namun, para plagiat alias penjiplak karya orang lain tak bisa bebas lagi. Apa pasal? Kini, telah ditemukan sistem pendeteksi karya tulis dan gambar jiplakan.

Software sistem pendeteksi itu ditemukan tiga dosen Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya Bandar Lampung.

Ketiganya tengah melakukan riset terkait dengan sistem pendeteksi tindak penjiplakan (plagiarisme) multibahasa. Ketiga tim riset itu Rahmalia Syahputri, Wasilah, dan Apri Triyangsyah.

"Sistem ini mampu mendeteksi kemiripan naskah multibahasa, Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris," kata Rahmalia didampingi Wasilah kepada Republika Online, di IBI Darmajaya Bandar Lampung, Selasa (26/3).

 

Tim dosen Fakultas Ilmu Komputer IBI telah meraih kemenangan hibah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah II.

Hibah ini jenis penelitian hibah bersaing kategori pendanaan hibah penelitian desentralisasi usulan baru tahun 2013 dan 2014 dengan biaya penelitian Rp 40 juta per sesinya.

Menurut Rahmalia, sistem ini tidak saja mampu mendeteksi kemiripan karya tulis atau ilmiah yang dibuat pelajar, mahasiswa, dan dosen di lingkungan akademisi saja. Sistem ini mampu juga mendeteksi karya tulis pop, seniman, dari multiprofesi. Ia menamakan karyanya dengan sistem pendeteksi plagiarisme multibahasa.

Sistem ini, ungkap Wasilah, setidaknya dapa meminimalisasi tindakan plagiarisme karya tulis/ilmiah khususnya di lingkungan perguruan tinggi.

Dalam kerjanya, sistem ini mampu memeriksa karya tulis ilmiah yang ditelorkan para mahasiswa atau dosen di perguruan tinggi. Hadirnya sistem ini, harap dia, dapat menggairahkan mahasiswa dan dosen untuk berkarya sendiri, bukan mentradisikan penjiplakan karya orang lain.

Sehingga, Wasilah mengatakan kehadiran sistem pendeteksi karya ini dapat mengetahui kesamaan dan kemiripan karya seseorang sebelum hasilnya dijurnalkan. Selanjutnya, karya ilmiah khususnya mahasiswa dan dosen di lingkungan perguruan tinggi akan selalu berkualitas.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement