REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jurusan Politik dan Pemerintahan (JPP) Fisipol UGM mengadakan rangkaian kegiatan bernama JPP Expo selama tiga hari berturut-turut, pada Kamis (18/4) hingga Sabtu (20/4) di Gedung Fisipol UGM. Kegiatan itu adalah untuk memberikan ruang bagi karya-karya akademis yang sering diabaikan pasar.
“Selama ini pasar (perusahaan) sering menolak menerbitkan karya-karya akademis karena dinilai tidak menguntungkan,” kata Ketua Panitia JPP Expo, Utan Parlindungan, Kamis (18/4).
Pasar, kata Utan, lebih suka menerbitkan buku-buku yang komersial dan menguntungkan. Akibatnya karya-karya akademis sulit disebarluaskan kepada masyarakat. “Karya-karya akademis akhirnya hanya berakhir dengan menumpuk di perpustakaan tanpa dipublikasikan, “ katanya.
JPP Expo, terang Utan, merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan Kegiatannya terdiri dari launching buku dari skripsi dan tesis terbaik, diseminasi hasil riset, seminar nasional, dan bazar buku.
Buku yang di-launching antara lain Dislokasi Wacana Kewarganegaraan, Merebut Kewarganegaraan Inklusif, Denizenship: Kontestasi dan Hibridasi Ideologi di Indonesia, Suksesi Keraton Jawa, Partai Aceh: Transformasi GAM?, dan Human Security di Perbatasan. “Buku itu semua dari skripsi dan tesis terbaik para mahasiswa UGM,” ujarnya.
Buku-buku tersebut akan dibahas oleh para ahli di antaranya Dr. Riwanto Tirtosudarmo dari LIPI, Dosen HI UGM Eric Hiariej, Dosen JPP UGM Mada Sukmajati, dan penulis buku yakni Heru Wahyu Kiswoyo.
Diharapkan, ujar Utan, kegiatan JPP Expo ini menjadi inspirasi bagi para mahasiswa untuk membuat skripsi yang terbaik. "Skripsi dibuat tidak hanya untuk mengejar wisuda, namun juga untuk kemajuan ilmu pengetahuan Indonesia dengan dibuat menjadi buku yang bisa dinikmati orang banyak,” ujarnya.