REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Brawijaya Malang mulai menggagas adanya transportasi umum di dalam kampus berupa bus yang ramah lingkungan karena kampus itu bakal menerapkan program kampus tanpa polusi.
Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang Prof Dr Yogi Sugito di Malang, Minggu, mengatakan bahwa desain dan rancang bangun bus untuk transportasi umum ramah lingkungan tersebut saat ini sedang dikaji secara mendalam.
"Bahan bakar yang digunakan juga hanya gas dan listrik agar ke depan lingkungan kampus ini benar-benar bebas dari polusi, bahkan jika memungkinkan hanya ada sepeda angin yang ditempatkan di sejumlah selter di area kampus," ujarnya di sela-sela peluncuran mobil listrik di Fakultas Teknik (FT) kampus setempat.
Apalagi, lanjut Yogi, mahasiswa FT juga sudah mampu menciptakan mobil listrik yang ramah lingkungan sehingga bisa diproduksi secara massal untuk kebutuhan internal di lingkungan UB.
Jika memungkinkan, akan menggandeng pihak ketiga (pabrikan). "Semua hasil penelitian ataupun karya mahasiswa dan dosen yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan bisa dibisniskan, kenapa tidak dibisniskan," ujar Yogi.
Dekan FT UB Prof Dr Mohammad Bisri mengatakan mobil listrik karya mahasiswa dan telah diluncurkan itu nantinya diharapkan menjadi mobil "dinas" para dekan dan dosen selama berada di area kampus, khususnya untuk jenis mobil listrik Optimo 1.
Saat ini, lanjut Bisri, kendala yang dihadapi untuk memproduksi mobil karya mahasiswa tersebut masih terkendala baterai yang masih impor dari Amerika Serikat dan China.
Dan, harganya pun masih sangat mahal sehingga berpengaruh terhadap harga jual mobil ketika sudah diproduksi massal dan dijual untuk umum.
"Untuk baterai Optimo 1 maupun mobil jenis lain yang kami produksi dan baru diluncurkan ini sebesar Rp75 juta, belum termasuk komponen lainnya. Meski komponen lainnya merupakan produk lokal, harga mobil itu nantinya jatuhnya tetap mahal," ujarnya.
Oleh karena itu, kata Bisri, pihaknya bersama fakultas terkait lainnya masih akan mengkaji dan melakukan penelitian untuk mendapatkan baterai dengan kualitas bagus. Namun, tidak menghabiskan biaya tinggi.
"Yang terpenting bagi kami sekarang ini adalah mengupayakan agar mobil yang telah kami produksi ini terus disempurnakan sambil menunggu hak patennya sehingga pada saat diproduksi secara massal sudah dipatenkan," kata Bisri.
Tim mahasiswa FT UB telah meluncurkan tiga mobil listrik sekaligus, yakni Apatte, mobil Aristo (mobil balap) dan Optimo 1 yang bentuknya menyerupai mobil pada umumnya dengan kapasitas penumpang empat orang.