REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta merintis kerjasama perpustakaan digital Perguruan Tinggi Islam Indonesia (PTII). Kerjasama ini dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan informasi di masyarakat dan harus segera diimplementasikan.
Demikian dikatakan Rektor UII Yogyakarta, Edy Suandi Hamid dalam keynote speech pada seminar nasional dan silaturahmi nasional Perpustaan Perguruan Tinggi Islam Indonesia (PTII) di Yogyakarta, Kamis (19/12).
Dijelaskan Edy, di era digital dengan mudah dapat memperoleh berbagai informasi berkat tersedianya media teknologi canggih. Namun di sisi lain, masih ada sebagian masyarakat sulit mengaksesnya karena keterbatasan sarana. Kesenjangan ini akan megakibatkan kesenjangan informasi dan kesenjangan intelektual. "Hal ini merupakan indikasi kurang baik bagi peradaban suatu bangsa," kata Edy.
Untuk mempersempit kesenjangan ini UII merintis kerjasama perpustakaan digital antar perguruan tinggi Islam di Indonesia. Sebab tidak seluruh perguruan tinggi Islam di Indonesia memiliki fasilitas perpustakaan yang memadahi.
"Untuk perguruan tinggi di Pulau Jawa koleksi buku di perpustakaannya memadahi. Tetapi perpustakaan perguruan tinggi di luar Jawa koleksi bukunya sangat sedikit. Bahkan lebih sedikit dibandingkan koleksi buku pribadi saya," kata Edy.
Karena itu, perguruan tinggi Islam dituntut untuk melakukan upaya dan inovasi guna membangun kerjasama antar lembaga komunikasi dan informatika. Tahun 2012, perguruan tinggi Islam negeri ada 52, sedangkan perguruan tinggi Islam swasta ada 828. Sehingga secara keseluruhan jumlah perguruan tinggi Islam di Indonesia ada 880.
Dikatakan Edy, banyak sekali urgensi kerjasama perpustakaan digital bagi perguruan tinggi Islam. Di antaranya, memeratakan tingkat intelektual dan pengetahuan masyarakat, meningkatkan keunggulan kompetisi mahasiswa di tingkat global, mempermudah akses konten dalam perpustakaan, dan pendukung terwujudnya world class university (WCU).