Rabu 14 May 2014 21:48 WIB

Pusat Kajian Tionghoa UIN Jakarta : Kajian Fokuskan pada Kebudayaan Han

Rep: M Akbar/ Red: Maman Sudiaman
Kampus UIN Jakarta
Foto: Musiron/Republika
Kampus UIN Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT -- Resmi sudah Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki gedung Pusat Kajian Kebudayaan Tionghoa. Menurut Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr Komaruddin Hidayat, pusat kajian Kebudayaan Tionghoa difokuskan pada Kebudayaan Han. Tujuannya adalah untuk memperkuat pendidikan budi pekerti dan menanamkan budaya toleransi di kalangan umat beragama dan antarsuku di Indonesia.

Gedung tersebut akan memfasilitasi para calon guru/ dosen yang akan mengajarkan Bahasa Mandarin, kebudayaan Han, dan pendidikan budi pekerti. Di samping itu, Pusat Kajian dengan Fokus Kebudayaan Han, yang terdiri dari ajaran Buddha, Konghucu, dan Tao, akan dijadikan pusat penelitian untuk studi agama-agama, ceramah agama,  dan seminar nasional dan internasional.

“Dalam rangka inilah pendirian Pusat Studi Kebudayaan Han di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi sangat penting,” ujar rektor, Rabu (14/5).

Merujuk sejarah, hubungan Indonesia-Tiongkok telah terjalin sejak lama. Penelitian sejarah mencatat, hubungan nenek moyang bangsa Indonesia dengan Bangsa Tionghoa sudah berlangsung sejak abad ke-14 M. Bahkan sejumlah peristiwa sejarah mencatat hubungan sudah dilakukan sejak beberapa abad lebih awal. Ini dibuktikan dengan datangnya Bhiksu Buddha Tiongkok yang bernama I Ching di Nusantara pada tahun 671 dan kedatangan Cheng Ho (Laksamana Kekaisaran Tiongkok) bersama ribuan anak buahnya ke Nusantara pada abad ke-15 M.

Namun, hubungan antara Indonesia dan Tiongkok tidak selamanya mesra. Pada tahun 1965 menyusul persoalan politik di Indonesia yang sedikit banyak melibatkan orang Tionghoa banyak tekanan terhadap etnik Tionghoa Indonesia. Hubungan Indonesia-Tiongkok juga pernah terganggu pada saat terjadi kerusuhan sosial tahun 1998 di mana banyak etnis Tionghoa yang menjadi korbannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement