REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG –- Sejumlah Perguruan Tinggi (PT) di Rusia menyediakan kursi beasiswa bagi mahasiswa Indonesia. Cukup dengan memenuhi persyaratan yang ditentukan, mahasiswa bisa meng-apply beasiswa tersebut.
Menurut Anna Shaposhinkova Sekretaris II Kedubes Rusia, Sekitar 250 mahasiswa asal Indonesia yang menuntut ilmu di Rusia . Hal itu cukup untuk menggambarkan, Rusia sudah menjadi destinasi pendidikan. “Rusia sudah 300 tahun lebih mengenal pendidikan,” ujar Anna, Selasa (20/5).
Saat presentasi di acara Esco 2014 di kampus Unpad Jalan Dipatikur, Bandung.
Sekitar 312 Universitas yang tersebar di 60 kota di Rusia, menerima mahasiswa asing. Angka tersebut kata Anna satu bukti, pendidikan di Rusia ramah bagi semua orang. Bahkan menurutnya, Kazan Federal University, terletak di kota pusat peradaban Islam di Rusia.
Anna menjelaskan proses pendaftaran beasiswa di Rusia yang dinilainya sangat mudah. Pertama tentukan Program Studi serta PT yang dituju.
Anna menekankan calon mahasiswa harus memilih sesuai bakat jangan sesuai keinginan. Karena sistem belajar di Rusia berbeda dengan PT di Indonesia.
Sistem belajar di perguruan tinggi di Rusia sangat inten, dari pagi hingga sore. Bahkan jika hari ini mahasiswa diberi tugas, keesokan harinya harus sudah dikumpulkan. Hal ini menurut Anna, mungkin menjadi hambatan besar yang malas, tapi tidak bagi yang memiliki ambisi besar.
“Kalau di Indonesia diberi tugas, malam harinya masih bisa ke kafe, tapi di Rusia tidak,” jelas Anna.
Setelah menentukan pilihan, mahasiswa melengkapi dokumen, dan didaftarkan ke Pusat Kebudayaan Rusia (PKR) di Jakarta. Kemudian tahap terakhir menunggu hasil seleksi dari pihak Rusia diterima atau tidaknya.
Selain itu Rusia juga menyediakan kuliah berbayar, atau non-beasiswa.
Walaupun berbayar, Anna menuturkan biaya kuliah dan hidup di Rusia relatif sama dengan Jakarta. Biaya kuliah di per tahunnya berkisar 3000-5500 USD. Biaya hidup sekitar 200-300 USD atau setara degan 3 juta per bulan.
Sementara itu Ani Rachmat Dosen Sastra Rusia Unpad menambahkan, mahasiswa harus berada di asrama. Sebab di Rusia tidak ada budaya kos-kosan, tapi tidak perlu khawatir dengan biaya asrama. “Karena Rusia Mensubsidi biaya kuliah hingga 90 persen, dan tanpa ikatan kerja pula,” terang Ani, yang juga alumni St. Petersburg State University.
Sebenarnya menurut Ani kendala belajar di sana adalah menyesuaikan dengan teman sekamar. Sebab mahasiswa asal Indonesia akan satu kamar dengan warga negara lain, yang berbeda budaya.
Mengenai bahasa, Ani menerangkan mahasiswa di wajibkan kuliah Bahasa Rusia selama satu tahun. Sistem belajarnya pun harus sesuai dengan Program Studi yang dipilih. Ani mencontohkan, mahasiswa yang mengambil ilmu hukum, maka ia akan belajar bahasanya mengenai hukum.
Ani berharap mahasiswa Indonesia tidak perlu takut belajar di negara bekas Uni Soviet ini. Memang budaya mereka sangat berbeda dengan Indonesia. Misalkan di Indonesia mengajak ngobrol orang asing di jalan adalah bentuk tata krama. Sedangkan di Rusia hal seperti itu, merupakan tindakan yang tidak terpuji. “Mereka berasumsi, belum nanti orang asing mau diajak ngobrol,” ucap Ani.