Sabtu 05 Jul 2014 11:56 WIB

Menhan Minta UPN Jadi Kampus Bela Negara

Menteri Pertahanan Indonesia, Purnomo Yusgiantoro (kanan) berbincang dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko sebelum rapat kerja di gedung Komisi 1 DPR, Jakarta, Senin (17/2).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Pertahanan Indonesia, Purnomo Yusgiantoro (kanan) berbincang dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko sebelum rapat kerja di gedung Komisi 1 DPR, Jakarta, Senin (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro meminta Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran baik di Jawa Timur, Yogyakarta dan Jakarta menjadi pioner atau contoh bagi universitas lain dalam penerapan mata kuliah Bela Negara yang wajib diikuti para mahasiswa.

"Bela Negara adalah cinta tanah air, sadar akan bangsa dan negaranya dan rela berkorban apabila diperlukan oleh bangsa dan negaranya," kata Purnomo Yusgiantoro di acara orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-55 UPN Veteran Jatim, di Gedung Giri Loka UPN Jatim, Surabaya, Sabtu (5/7).

Menurut dia, pentingnya masalah pertahanan dan keamanan dalam perjalanannya mengawal pembangunan Nasional, menjadikan Bela Negara menjadi materi kuliah yang perlu ditanamkan kepada para mahasiswa di perguruan tinggi. Saat ini, lanjut dia, berkembang ancaman tidak hanya ancaman militer, melainkan juga ancaman cyber crime atau tindak kejahatan internet, teroris, narkoba dan lainnya. "Semua itu menjadi ranah pertahanan dan keamanan," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, pentingnya posisi silang Indonesia yang diapit dua benua dan dua pulau, membuat Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia sering dilewati oleh kapal-kapal perdagangan dari negara-negara lain. Ancaman-ancaman ini, lanjut dia, perlu ditanggulangi dengan cara hard power (perang) dan soft power (diplomatik).

Ilmu pertahanan, lanjut dia, sebenarnya merupakan kombinasi dari hard power dan soft power yang dirangkum dalam wadah smart power. Tentunya itu bisa dilakukan di perguruan tinggi. "Tidak semua diselesaikan dengan hard power, kita siap perang. Tapi seyogyanya dilakukan dengan cara smart power. Di mana dalam perkembangannya di perbatasan Negara, sering terjadi banyak konflik dan sengketa, maka tentunya diperlukan 'smart power'," papar Purnomo.

Untuk itu, kata dia, sudah sepatutnya memberi porsi yang besar pada pendidikan pertahanan yang lebih tinggi, salah satunya membuka jalur baru pendidikan ilmu pertahanan sebagai ilmu terapan. "Untuk itu, kami mendorong UPN khususnya di Jatim menjadi kampus Bela Negara yang siap menerapkan ilmu pertahanan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement