Jumat 19 Sep 2014 23:22 WIB

Mahasiswa UGM Teliti Limbah Darah Sapi Penyembuh Luka

Rep: c 67/ Red: Indah Wulandari
Mahasiswa UGM penemu krim luka dari darah sapi
Foto: ugm
Mahasiswa UGM penemu krim luka dari darah sapi

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Berawal dari sebuah keingintahuan pada puluhan liter limbah darah sapi, lima mahasiswa kedokteran hewan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta ini menggagas inovasi di bidang pengobatan.

Pasca kunjungan ke Rumah Pemotongan Hewan (RPH), kelima mahasiswa, Rahmad Dwi Ardhiansyah, Riefky Pradipta Baihaqie, Muhammad Nuriy Nuha Naufal, Muhamad Atabika Farma Nanda, dan Aprilia Maharani memiliki ide untuk menyulap puluhan liter darah sapi menjadi barang yang bermanfaat.

Dalam satu RPH, selama satu tahun total jumlah darah yang dihasilkan mencapai 88.088 liter darah yang  mencemari air. Nyatanya, mereka menemukan di dalam darah sapi di dalamnya mengandung sesuatu yang dapat menyembuhkan luka bakar.

“Kami mulai melakukan penelitian pada tikus,”kata  ketua tim Rahmad Dwi Ardhiyansah saat ditemui Republika bersama keempat temannya di Laboratorium di Fakultas Kedokteran Hewan, UGM, Rabu (17/9) malam.

Darah tersebut kemudian diproses dan dicampur dengan krim sebagai bahan dasar. Bentuk krim dipilih sebagai bahan campuran dasar karena memiliki daya lekat yang lebih kuat dan tidak menimbulkan bau. Krim juga menurut mereka juga dianggapnya aman karena menimbulkan efek dingin.

Setelah darah sapi dan krim selesai dicampurkan, mereka kemudian mengoleskannya kepada tikus yang sudah dilukai. Hasilnya,proses penyembuhan lebih cepat dibandingkan dengan perlakukan penyebuhan lainnya.

“Jadi luka itu rapi tanpa ditumbuhi apapun,” ujarnya.

Rambut pada luka tikus tersebut membutuhkan waktu 27 hari untuk kembali tumbuh secara normal. Selain itu, mereka juga mengamati bekas luka yang terdapat pada tikus tersebut. Luka yang terdapat pada tikus tersebut tertutup dengan rapat dan tanpa bekas.

Tim ini menganggap penemuannya dapat dikembangkan lebih jauh.Misalnya, saat ini mereka sedang dalam proses pengembangan hasil penemuannya yaitu dampak krim tersebut apabila digunakan oleh manusia.

Meskipun menurut mereka pada dasarnya penyembuhan luka antara hewan dan manusia memiliki kesamaan.

Krim ini juga bisa dimanfaatkan untuk penyembuhan luka gores. Selain itu, luka bekas bedah serta luka kulit lainnya juga bisa memanfaatkan krim tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement