REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyebab utama maraknya peredaran narkoba karena 'diotaki' oleh sindikat kejahatan yang terorganisir (organized crime). Terlebih, sindikat ini berpengalaman di dunia.
Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Bambang Widodo Umar menyatakan, sindikat narkoba telah mengetahui sasaran-sasaran calon pengguna narkoba yang mudah dijangkau, tak terkecuali mahasiswa. Bahkan, wilayah pemasaran yang ideal barang haram itu yakni di dunia pendidikan.
"Kini pemasaran narkoba sudah mencapai keuntungan multi milyar dollar," kata Bambang kepada Republika di Jakarta, Ahad (21/12).
Karena itu, kata dia, hal tersebut perlu disadari oleh pemangku kebijakan di dunia pendidikan. Seperti pimpinan kampus, kata dia, harus berani menindak tegas terhadap mahasiswanya yang mengonsumsi narkoba.
"Karena di situ (lingkungan pendidikan) banyak peminat yang mudah dipengaruhi," terang Bambang. Siswa ataupun mahasiswa, menurut Bambang, terus menjadi sasaran empuk bagi peredaran narkoba.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya mendorong kampus yang ada di wilayah tugasnya agar mengadakan tes urine bagi mahasiswa barunya. Hal ini untuk memastikan mahasiswa yang kuliah di kampusnya terbebas dari narkoba
Dorongan ini menyusul adanya narkotika jenis sabu yang ditemukan Badan Narkotikan Nasional (BNN) telah di Universitas Kristen Indonesia, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (18/12). Temuan itu yakni hasil razia BNN dibantu Polres Jakarta Timur bekerjasama dengan UKI.