Selasa 03 Feb 2015 09:06 WIB

ITS Gelar Kemah Mahasiswa Mancanegara

Rep: Andi Nurroni/ Red: Indah Wulandari
Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya
Foto: ITS
Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA—Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menggelar acara tahunan internasional Community and Technological Camp (CommTECH) Camp 2015. 

Selama sepuluh hari, sejak Senin (2/2), puluhan mahasiswa dari berbagai negara dipertemukan untuk membahas berbagai isu aktual.

Kali ini, acara yang digelar sejak 2012 tersebut diikuti 41 peserta dari sepuluh negara. Mereka berasal dari Australia, New Zealand, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Nepal, Cina, Irak, dan India. 

“Program ini bertujuan memperkenalkan ITS sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia kepada dunia internasional,” terang Ketua International Office ITS Maria Anityasari, Selasa (3/2).

Sekaligus merupakan salah satu cara ITS menjalin kerjasama dengan beberapa universitas-universitas internasional.

Tahun ini, menurut Maria, tema yang diangkat adalah Solving Local Problem with Global Knowledge. Dengan tema tersebut, Maria menyampaikan, para peserta diharapkan dapat memberikan pemikirannya mengenai permasalahan ataupun isu global yang terjadi.

Forum, menurut Maria, juga akan membahas berbagai permasalahan yang ada di Indonesia, serta di negara-negera asal peserta CommTECH.

Maria menjelaskan, dalam acara tersebut, peserta dibagi dalam dua kelompok berdasarkan kelas yang telah dipilih. Yakni, grup Suistainable Development in Developing Countries serta grup Community Based Sanitation in Urban and Rural Areas.

Menurut dia, pembagian tersebut dilakukan untuk memberi fokus kepada peserta mengenai topik yang dibahas.

“Hasil dari diskusi ini berupa solusi mengenai permasalahan yang ada,” ujar dosen jurusan Teknik Industri ITS ini.

Bukan hanya sekadar diskusi, selama 10 hari mengikuti acara, Maria menyampaikan, peserta juga diberikan pengetahuan mengenai kebudayaan Indonesia.

Di antaranya adalah belajar bahasa Indonesia, belajar tarian tradisional, seperti tari saman, belajar musik tradisional seperti angklung, belajar membatik, dan belajar beberapa permainan tradisional.

Salah seorang peserta, Mark Savage, mahasiswa asal New Zealand mengaku sangat senang bisa berpartisipasi dalam acara tersebut. Menurut dia, acara CommTECH sangat bagus karena tidak hanya membahas isu-isu global, melainkan juga memberikan pengetahuan budaya Indonesia kepada peserta.

Hal senada juga diungkapkan oleh Fadi Fajaj, mahasiswa University of Technology Sydney Australia yang senang bisa mengenal budaya Indonesia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement