REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri akan membangun pusat kajian Asia Afrika di Kota Bandung. "Pusat kajian Asia Afrika ini untuk membangitkan kembali pelestarian nilai-nilai Dasasila Bandung dan menghasilkan kajian-kajian yang menjadi rekomendasi pengambilan berbagai kebijakan," kata Ketua BPPK Kemenlu Darmansjah Djumala di Bandung, Selasa (14/4).
Menurut dia, perubahan politik dunia dan peningkatan persaingan di dunia global menjadi salah satu faktor pendukung dalam pembangunan pusat kajian Asia Afika itu. Darmansjah mengatakan, pusat kajian ini sebagai infrastuktur untuk mengatasi masalah-masalah yang sedang dihadapi bersama oleh negara-negara di Asia dan Afrika.
Sementara itu, Rektor Unpad Prof Dr Tri Hanggono Achmad menuturkan, pembangunan fasilitas ini merupakan bentuk kolaborasi yang baik untuk membangun kerjasama dengan universitas-universitas di kawasan Asia Afrika dalam bidang akademik.
"Kajian-kajian akan dilakukan melibatkan Kementerian Luar Negeri dan universitas-universitas di Asia dan Afrika," kata Tri Hanggono.
Tri mengatakan, pembangunan pusat kajian Asia Afrika yang bertepatan dengan Konferensi Asia Afrika (KAA) merupakan momentum yang tepat untuk mengenalkan keunggulan Bandung dalam bidang akademik ke mata dunia.
Ke depan, lanjutnya, pusat kajian Asia Afrika ini akan menjadi wadah untuk mewujudkan semangat Bandung dalam perkembangan peta hubungan interkawasan Asia-Afrika.