REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan Perguruan Tinggi Aisyiyah (PTA) se-Indonesia berkumpul di Yogyakarta untuk menyusun buku pedoman dan buku panduan bagi mahasiswa asing di PTM dan PTA tersebut. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya internasionalisasi perguruan tinggi.
"Internasionalisasi kampus ini sudah tidak bisa di elakkan lagi. Karenanya kami PTM dan PTA di Indonesia berkumpul untuk membahas hal tersebut," ujar Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Ida Puspita, Sabtu (13/6).
Menurut Ida, pertemuan PTM dan PTA se Indonesia ini merupakan pertemuan rutin tahunan. Kali ini pertemuan tersebut membahas tentang internasionalisasi kampus. Pertemuan tersebut dihadiri 66 pimpinan perguruan tinggi dari 53 PTM dan PTA di Indonesia.
Dia mengatakan selama ini sudah banyak PTM dan PTA yang membuka kelas internasional dan melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri. Kerjasama yang dilakukan antara lain pertukaran mahasiswa, dosen, visiting profesor hingga double degree hingga penelitian dan penulisaan karya ilmiah maupun publikasi bersama.
Namun kata dia, masih banyak kendala yang dihadapi PTM dan PTA dalam implementasi internasionalisasi kampus tersebut. Kendala ini antara lain terkait mahasiswa asing di Indonesia. "Ini membutuhkan standar yang sama sehingga dibutuhkan buku pegangan dan panduan bagi mereka (mahasiswa) asing saat kuliah di PTM dan PTA," ujarnya.
Selain penyusunan buku panduan dan pegangan bagi mahasiswa asing, pertemuan tersebut juga menggelar sharing atau tukar pengalaman terkait program internasionalisasi kampus antar PTM dan PTA sendiri.